Indonesiainside.id, Jakarta – Pangkalan udara militer Starokostiantyniv Ukraina hancur lebur dihantam senjata presisi tinggi jarak jauh Rusia saat konflik mereka berlanjut hingga hari ke-11.
“Angkatan bersenjata Rusia terus menyerang infrastruktur militer Ukraina,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov, Ahad (6/3).
Konashenkov mengatakan militer Rusia telah menghancurkan sistem rudal S-300 yang dikendalikan Ukraina dan menjatuhkan 10 pesawat dan helikopter Ukraina selama 24 jam terakhir.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan pasukan Rusia sedang bersiap untuk menyerang Odessa, kota pelabuhan bersejarah di pantai Laut Hitam.
Pasukan Rusia telah membuat kemajuan di Ukraina selatan sejak “operasi militer khusus” 24 Februari, menguasai kota Kherson dan mengepung pelabuhan Mariupol, tinggal kota Odessa.
Dewan kota Mariupol mengatakan akan memulai upaya untuk mengevakuasi penduduk sipilnya, setelah upaya sebelumnya gagal karena pelanggaran gencatan senjata, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan.
Pada hari Sabtu Rusia mengizinkan warga sipil pergi dengan bus dan mobil pribadi di sepanjang jalan barat laut menuju Zaporizhzhia, namun gagal ketika kedua belah pihak menuduh pihak lain melakukan penembakan.
Menurut lembaga bantuan Doctors Without Borders (MSF) situasi kemanusiaan di Mariupol adalah “bencana” tanpa listrik atau air di rumah-rumah warga sipil.
Jika pasukan Rusia berhasil merebut Mariupol, mereka akan menguasai seluruh pantai Laut Azov Ukraina.
Ini akan memberi mereka jembatan darat dari Rusia ke Krimea dan rute pasokan penting juga pelabuhan jika mereka memutuskan untuk mendorong utara dalam upaya untuk mengambil semua wilayah Ukraina timur.
Lebih dari 559 orang ditahan pada protes pada hari Minggu di 21 kota di seluruh Rusia menentang perang, menurut pemantau protes independen yang berbasis di Rusia.
Kiev mendesak bantuan Barat lebih lanjut, termasuk lebih banyak sanksi dan senjata. AS mengatakan sedang mengerjakan kesepakatan dengan Polandia untuk memasok Ukraina dengan pesawat tempur era Soviet guna meningkatkan kemampuan angkatan udaranya. (Nto)