Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Pertahanan Ukraina Oleskii Reznikov mengklaim bahwa Kiev menerima lebih banyak bantuan militer di tengah serangan Rusia yang sedang berlangsung.
“Saya tidak akan mengomentari pengiriman senjata dan amunisi – ini adalah saat yang sulit. Biarlah ada kejutan untuk musuh. Ketahuilah ini ada kemajuan yang signifikan,” tulis Reznikov di media sosial pada hari Senin.
Menteri Oleskii mengatakan Kiev telah membeli lebih dari 50.000 helm dan jaket antipeluru, termasuk seragam yang dibuat untuk negara-negara anggota NATO.
Pada hari Minggu, CNN mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, telah memeriksa pusat pengiriman senjata di sebuah lapangan terbang yang dirahasiakan di dekat perbatasan Ukraina. Operasi pengiriman “besar-besaran” dikoordinasikan oleh Komando Eropa AS “secara real time,” kata sumber itu.
Dilaporkan bahwa sebanyak 17 penerbangan telah mendarat di lapangan terbang itu setiap hari.
Negara-negara Eropa sebelumnya berjanji untuk memasok Ukraina dengan senjata anti-tank, sistem rudal pertahanan udara, dan senapan mesin. Pada akhir Februari, Uni Eropa menjanjikan “senjata mematikan” senilai USD 487 juta ke Kiev.
Presiden Volodymyr Zelensky telah memohon kepada Barat untuk mendirikan zona larangan terbang di atas Ukraina, atau setidaknya menyediakan pesawat militer. Negara-negara NATO sejauh ini menolak untuk melakukannya, karena takut akan konflik dengan Rusia.
Rusia menyerang tetangganya pada 24 Februari, bersikeras bahwa mereka membela Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR), yang memisahkan diri dari Ukraina tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev. Moskow juga mengatakan akan melakukan “demiliterisasi dan denazifikasi” negara itu.(Nto)