Indonesiainside.id, Moskow—Rusia menegaskan siap untuk menghentikan operasi militer di Ukraina ‘dalam waktu dekat’ jika Kyiv memenuhi semua persyaratan yang diberlakukan. Menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Moskow menuntut Ukraina untuk menghentikan aksi militer, mengubah Konstitusi untuk mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia dan mengakui Donetsk serta Lugansk sebagai republik merdeka.
Ini adalah pernyataan paling jelas dari pihak Rusia sejauh ini, yang ingin memaksakan kondisi pada Ukraina untuk menghentikan operasi militer memasuki hari ke-12. Peskov, melalui wawancara telepon dengan Reuters, mengklaim bahwa Ukraina mengetahui kondisi yang diajukan dan telah diberitahu bahwa semuanya dapat dihentikan dalam waktu dekat.
Namun, sejauh ini belum ada tanggapan dari Ukraina terkait masalah tersebut. Rusia melancarkan serangan ke Ukraina dari utara, timur dan selatan selain menyerang beberapa kota termasuk Kyiv, Kharkiv dan pelabuhan Mariupol.
Invasi pada 24 Februari mengakibatkan krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II. Invasi tersebut juga memicu kemarahan di seluruh dunia dan mengakibatkan dijatuhkannya sanksi berat kepada Moskow.
Sementara itu, Peskov menekankan bahwa Rusia tidak berniat untuk membuat klaim lebih lanjut di wilayah Ukraina. Bahkan, ia bahkan menolak tuduhan bahwa Rusia menuntut agar Kyiv diserahkan kepada mereka.
“Kami benar-benar mengakhiri proses militer di Ukraina, kami akan menyelesaikannya, tetapi yang penting pada saat ini adalah bahwa Kyiv juga perlu menghentikan aksi militer,” katanya. “Mereka harus menghentikan aksi militer mereka dan kemudian tidak ada yang akan melakukan serangan balik,” tambah dia.
Klaim Rusia itu disampaikan ketika delegasi dari Moskow dan Kyiv bertemu untuk pembicaraan putaran ketiga kemarin, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik antara kedua negara. “Kami tidak ingin merebut Lugansk dan Donetsk dari Ukraina tetapi kedua provinsi tersebut tidak ingin menjadi bagian dari Ukraina dan itu tidak berarti kedua provinsi ini harus dihancurkan.”
“Ukraina akan tetap menjadi negara merdeka seperti yang diinginkan, namun dalam kondisi netral,” kata Peskov.
Ia menambahkan, semua tuntutan itu telah disampaikan pada perundingan putaran kedua antara delegasi Rusia dan Ukraina yang berlangsung pekan lalu. Sementara itu, penasihat presiden Kyiv, Mikhailo Podolyak, melalui tweet di Twitter, menginformasikan bahwa pihaknya telah mencapai beberapa ‘hasil positif’ mengenai logistik koridor kemanusiaan.
Dia mengatakan negosiasi intensif sedang berlanjut pada sejumlah isu kunci untuk mengamankan gencatan senjata dalam pertempuran di Ukraina. Namun, kepala negosiator Rusia, Vladimir Medinsky, mengklaim tuntutan Moskow dari pembicaraan itu ‘masih belum terpenuhi’. (NE)