Indonesiainside.id, Jakarta – Rusia mengatakan Amerika Serikat telah menyatakan perang ekonomi terhadapnya dengan konsekuensi luas bagi pasar energi dan ekonomi global.
“Jelas ini perang ekonomi, kami akan tanggapi dengan serius,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dilansir media lokal, Rabu (9/3).
Peskov mengatakan sanksi Barat memang akan membuat Rusia dalam posisi sulit, namun negaranya tidak akan menyerah begitu saja.
Washington dan sekutu Eropanya telah memberlakukan pembatasan keuangan pada Rusia, mulai dari pembekuan aset luar negeri di bank sentral Rusia hingga larangan ekspor minyak mentah Rusia.
Hal ini setelah pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan “operasi militer khusus” di Ukraina karena kekhawatiran tentang kegiatan militer NATO yang dekat dengan perbatasan Rusia.
Berbicara di Gedung Putih pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden mengumumkan larangan impor minyak Rusia dan energi lainnya untuk “memotong arteri utama” ekonomi Rusia.
Juru bicara Kremlin mengatakan pada hari Rabu bahwa Moskow sekarang akan berpikir sangat serius tentang tanggapan. “Situasinya menuntut analisis yang agak mendalam – keputusan yang diumumkan oleh Presiden Biden.”
“Jika Anda bertanya kepada saya apa yang akan dilakukan Rusia – Rusia akan melakukan apa yang diperlukan untuk membela kepentingannya,” kata Dmitry Peskov.
Rusia sejauh ini memasok sekitar 40 persen gas Eropa.
Sementara itu, Uni Eropa telah meningkatkan tekanan pada Kremlin dengan mengancam negara itu dengan sanksi lebih lanjut. Namun, Eropa lebih berhati-hati tentang memperluas rezim sanksi ke minyak dan gas, karena kerentanannya terhadap hilangnya pasokan energi.(Nto)