Indonesiainside.id, Washington – Kedutaan Ukraina di Washington, DC menyebut banyak warga Amerika yang ingin menjadi sukarelawan melawan serangan Rusia. Hal ini dampak dari kencangnya pemberitaan di media utama tentang perang Ukraina.
Selain veteran militer, ada juga anak muda dan orang tua, termasuk mereka yang memiliki riwayat masalah kriminal, bandit, atau mantan napi.
“Ada ribuan yang ingin pergi membantu,” kata atase militer Ukraina Mayor Jenderal Borys Kremenetskyi, dilansir AlJazeera, Kamis (10/3).
Para diplomat yang bekerja di luar kedutaan, di sebuah townhouse di bagian Georgetown di ibu kota Amerika Serikat, mengaku menerima ribuan tawaran dari sukarelawan yang berusaha ikut perang di Ukraina.
“Mereka merasa bahwa mereka harus pergi dan membantu,” katanya.
Dikatakannya, relawan AS hanya mewakili sebagian kecil orang asing yang berusaha ikut perang di Ukraina. Namun, menurutnya hal itu adalah cerminan dari gairah dipicu kampanye besar-besaran di media mainstream dan era media sosial, tentang situasi yang terjadi di Ukraina.
“Ini bukan tentara bayaran yang datang untuk mendapatkan uang,” kata Kremenetskyi. “Ini adalah orang-orang yang memiliki niat baik yang datang untuk membantu Ukraina memperjuangkan kebebasan.”
Namun, Pemerintah AS mencegah orang Amerika untuk berperang di Ukraina, yang menimbulkan masalah keamanan hukum dan nasional.
Setengah dari sukarelawan ditolak dan bahkan tidak berhasil melakukan wawancara Zoom, kata Mayor Jenderal Borys Kremenetskyi.
Mereka tidak memiliki pengalaman militer yang diperlukan, memiliki latar belakang kriminal atau tidak cocok untuk alasan lain seperti usia.
Sejauh ini, sekitar 100 warga AS telah menempuh perjalanan sendiri bergabung ke Ukraina. Mereka termasuk veteran perang di Irak dan Afghanistan dengan pengalaman tempur, termasuk beberapa pilot helikopter, kata atase itu.
Mereka ke Ukraina melalui jalur Polandia, di mana mereka harus menyeberang pada titik tertentu. Mereka akan diminta untuk menandatangani kontrak untuk melayani, tanpa bayaran, di Legiun Internasional untuk Pertahanan Teritorial Ukraina.
Pemerintah Ukraina mengatakan sekitar 20.000 orang asing dari berbagai negara telah bergabung.
Borys Wrzesnewskyj, mantan anggota parlemen Liberal di Kanada yang membantu memfasilitasi perekrutan di sana, mengatakan sekitar 1.000 orang Kanada telah mengajukan permohonan untuk memperjuangkan Ukraina, yang sebagian besar tidak memiliki hubungan dengan negara itu.(Nto)