Indonesiainside.id, Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan sukarelawan, termasuk dari luar negeri, untuk membantu mililis pro-Moskow yang bertempur di wilayah Donbas Ukraina, lebih dari dua minggu setelah ia mengirim ribuan tentara Rusia ke negara tetangga.
“Seperti yang Anda lihat, ada orang-orang yang ingin datang secara sukarela, terutama bukan untuk uang, dan membantu orang-orang yang tinggal di Donbas – yah, Anda harus bertemu mereka di tengah jalan dan membantu mereka pindah ke zona tempur,” kata Putin pada pertemuan Dewan Keamanan Nasional pada hari Jumat.
Menurut Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, lebih dari 16.000 orang – sebagian besar dari Timur Tengah – telah mengajukan diri untuk bergabung dalam pertempuran.
Pada hari Minggu, Wall Street Journal mengutip pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Rusia merekrut pejuang Suriah yang berpengalaman dalam pertempuran perkotaan.
Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Rabu mengakui bahwa beberapa anggota wajib militer mengambil bagian dalam konflik setelah Putin membantah hal ini dalam berbagai kesempatan dengan mengatakan hanya tentara dan perwira profesional yang telah dikirim.
“Mengenai pengiriman senjata, terutama yang buatan Barat yang telah jatuh ke tangan tentara Rusia – tentu saja saya mendukung kemungkinan memberikan ini kepada unit militer Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk,” kata Putin.
Komentar itu muncul setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada 27 Februari meminta orang-orang dari seluruh dunia untuk membantu membela negaranya. “Siapa pun yang ingin bergabung dengan pertahanan Ukraina, Eropa dan dunia dapat datang dan berperang berdampingan dengan Ukraina melawan penjahat perang Rusia,” katanya pada saat itu, menggambarkan serangan Moskow sebagai penghinaan terhadap “demokrasi” dan “hak asasi manusia”.(Nto)