Indonesiainside.id, Jakarta – Rusia akan menargetkan pasokan senjata Barat ke Ukraina. Menurut Rusia hal ini merupakan tindakan sah untuk segera mengakhiri perlawanan Ukraina.
“Kami memperingatkan Amerika Serikat bahwa dukungan senjata yang diatur dari sejumlah negara bukan hanya langkah berbahaya, itu adalah langkah yang mengubah konvoi ini menjadi target yang sah,” kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia Sergei Ryabkov.
Rusia telah memperingatkan tentang konsekuensi dari transfer senjata ke Ukraina yang tidak dipikirkan Barat, seperti sistem pertahanan udara portabel, sistem rudal anti-tank dan sebagainya.
Sejauh ini Rusia dilaporkan telah menembakkan rudal jarak jauh dari perbatasan Ukraina. Pada hari Sabtu serangan roket Rusia telah menghancurkan pangkalan udara Ukraina di dekat Vasylkiv di wilayah Kyiv ketika pertempuran berkecamuk di dekat ibu kota.
Angkatan Udara Ukraina memiliki jet MiG-29 dan Sukhoi-27 era Soviet termasuk jet Sukhoi-25, menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS). Karenanya, Presiden Volodymyr Zelensky telah memohon bantuan lebih banyak pesawat tempur dari NATO.
Awal pekan ini, Amerika Serikat telah menolak tawaran Polandia untuk mengirim jet tempur MiG-29 ke Ukraina. AS mengatakan “keputusan tentang apakah akan mentransfer pesawat milik Polandia ke Ukraina pada akhirnya adalah keputusan bagi pemerintah Polandia.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Ukraina memiliki “beberapa skuadron” dengan pesawat “sepenuhnya mampu melaksanakan misi” sambil menambahkan bahwa mengirim pesawat ke Kyiv akan dipandang oleh Rusia sebagai langkah “eskalasi” perang.(Nto)