Indonesiainside.id, Jakarta – Tentara Ukraina, milisi sipil dan penduduk di ibu kota Kiev kini dalam situasi sangat tegang menanti serangan besar pasukan Rusia yang sudah mengepung kota hanya beberapa kilometer jauhnya.
Sirene serangan udara terdengar di seluruh wilayah ibu kota pada hari Sabtu ketika rentetan roket membuat penduduk berlarian untuk berlindung. Pertempuran meletus di beberapa daerah di sekitar Kyiv (Kiev).
Seorang mantan perwira angkatan udara yang meninggalkan pekerjaannya sebagai sopir truk di Belanda dan bergabung dengan pertahanan sipil Ukraina melawan penjajah Rusia menyatakan adiknya telah terbunuh akibat serangan Rusia.
“Aku hanya mengenali saudaraku dari pakaiannya; tidak ada cara lain untuk mengenalinya,” kata Malinskiyi kepada Al Jazeera, berdiri di sebuah jalan di depan barikade besar ban.
“Di sini ada orang-orang yang tidak pernah pergi berperang, yang tidak pernah melepaskan tembakan, yang bahkan tidak pernah mendengar suara senapan, tetapi kita semua siap. Percayalah, moral saya tidak pernah setinggi ini dan saya tidak pernah siap,” katanya.
Citra satelit yang diambil pada hari Kamis oleh sebuah perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat menunjukkan konvoi tentara Rusia sepanjang 64 km – yang ditempatkan di luar Kyiv selama hampir dua minggu – telah tersebar di sekitar ibu kota, mungkin mempersiapkan serangan penuh.
Kolom kendaraan, tank dan artileri sekarang berjarak kurang dari 15 km (9,3 mil) dan perlahan bergerak menuju Kyiv.
Kyiv telah berubah menjadi benteng dan banyak sukarelawan telah bergabung dalam pertempuran. Pria yang baru dua minggu lalu duduk di kantor atau bekerja di bidang konstruksi sekarang bersiap untuk mempertahankan modal mereka.
Dengan Kyiv menjadi target utama “operasi militer khusus” Presiden Rusia Vladimir Putin, warga sipil yang tetap berada di kota itu mempertahankan diri.(Nto)