Indonesiainside.id, Jakarta – Logo halal yang diluncurkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama dikritik masyarakat. Alasannya logo ini mengaburkan tulisan halal dalam bahasa Arab dan malah lebih terkesan jawasentris.
Menurut netizen atau warganet, BPJPH terkesan memaksakan pergantian logo ini dari logo sebelumnya yang sudah dikenal dan informasi kehalalannya sangat jelas.
“Logo halal terbaru versi kemenag. Satu kata: maksa,” posting Ahmad J*** di akun media sosialnya.
Netizen lainnya menimpali, bahwa logo halal yang diluncurkan BPJPH lebih banyak asal-asalan. Terkesan dipaksakan demu ego tertentu.
“Ada “SOP” dalam menulis kaligrafi. Logo Halal baru versi Kemenag dinilai banyak ngasalnya, terkesan dipaksakan demi ego sepertinya,” posting akun @PatriotNKRI.
Ada juga netizen yang membandingkan dengan lambang halal di Rusia dan negara lainnya. Misalnya di negeri Vladimir Putin itu yang dikenal dengan sebutan negeri beruang merah tanpa mencantumkan gambar Beruang Merah-nya.
“Logo Halal dari Rusia gak ada beruangnya, Korea gak pake K Pop, bahkan logo halal Roma gak pake huruf romawi. Kok Indonesia gunungan wayang?,” posting Neo Netiz**.

“Kamboja, Thailand, Vietnam, Myanmar dan Filipina negara yang mayoritas non muslim logo halal nya jelas sekali huruf Arab nya lah Indonesia kok malah diganti dan adakah yg bisa membaca logo yg baru ini?,”tulis akun @Penjejakbu**.
Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham menjelaskan, Label Halal Indonesia secara filosofi mengadaptasi nilai-nilai ke-Indonesiaan. Bentuk dan corak yang digunakan merupakan artefak-artefak budaya yang memiliki ciri khas yang unik berkarakter kuat dan merepresentasikan Halal Indonesia.
“Bentuk Label Halal Indonesia terdiri atas dua objek, yaitu bentuk Gunungan dan motif Surjan atau Lurik Gunungan pada wayang kulit yang berbentuk limas, lancip ke atas. Ini melambangkan kehidupan manusia,” kata Aqil Irham mengilustrasikan.
“Bentuk gunungan itu tersusun sedemikian rupa berupa kaligrafi huruf arab yang terdiri atas huruf Ḥa, Lam Alif, dan Lam dalam satu rangkaian sehingga membentuk kata Halal,” katanya.
Sedangkan motif Surjan yang juga disebut pakaian takwa mengandung makna-makna filosofi yang cukup dalam. Di antaranya bagian leher baju surjan memiliki kancing 3 pasang (6 biji kancing) yang kesemuanya itu menggambarkan rukun iman. Selain itu motif surjan/lurik yang sejajar satu sama lain juga mengandung makna sebagai pembeda/pemberi batas yang jelas.(Nto)