Indonesiainside.id, Jakarta – Milisi batalyon nasionalis Azov yang berpaham Neo-Nazi dituding telah meledakkan gedung teater Mariupol dengan bahan peledak dan menyalahkan Rusia atas kejadian itu, ujar sumber Kementerian Pertahanan Rusia.
Kementerian Pertahanan juga membantah tuduhan Kiev tentang serangan udara di gedung teater, di mana warga sipil bisa saja disandera.
“Pada siang hari pada 16 Maret, penerbangan Rusia tidak melakukan misi yang melibatkan serangan terhadap target darat dalam batas Mariupol. Menurut informasi yang diverifikasi, militan batalyon nasionalis Azov melakukan provokasi berdarah lain dengan meledakkan gedung teater,” kata Kementerian Pertahanan.
“Sebelumnya, pengungsi yang melarikan diri dari Mariupol, menginformasikan bahwa Nazi dari batalion Azov bisa menyandera warga sipil di gedung teater dengan menggunakan lantai atas sebagai tempatnya,” tambah Kemenhan Rusia.
“Kami menilai gedung teater tidak pernah dianggap sebagai target serangan,” ujarnya.
Pasukan Milisi Rakyat Republik Rakyat (DPR) Donetsk mengepung Mariupol pada 1 Maret dan saat ini berjuang untuk membebaskan kota. Terlepas dari perjanjian antara Moskow dan Kiev tentang koridor kemanusiaan, batalion nasionalis Azov mencegah penduduk setempat meninggalkan Mariupol, mengancam mereka dengan senjata.
Namun demikian, beberapa ribu orang berhasil melarikan diri dari kota. Kota ini saat ini mengalami situasi kemanusiaan yang sulit: tidak ada air, listrik, gas, pasokan makanan. (Nto)