Seorang mukmin akan mengharapkan pahala dari kejujuran serta takut akan hukuman dusta, sehingga ia tidak berani berdusta sampai kapan pun.
Dusta atau bohong adalah induk sebuah kejahatan. Berbohong adalah salah satu ciri orang munafik, dan itu adalah perilaku tercela yang mendorong kejahatan dan mencegah kebaikan. Dusta atau kebohongan sama saja dengan berita atau hoaks yang marak di zaman ini. Karena itu, jauhilah sifat bohong karena ini termasuk larangan yang keras dalam agama.
Terlebih lagi jika berdusta atas nama agama. Baik secara serius maupun sekadar main-main. Termasuk juga mempermainkan ayat-ayat dengan maksud untuk mengundang tawa dan canda. Pesan KH Lanre Said, pendiri Daarul Huffadh, mengingatkan kepada kita semua bahwa dusta atau bohong harus dihindari walaupun sekadar untuk bercanda, lelucon, atau semisalnya.
Berikut ayat-ayat yang menerangkan tentang kebohongan dalam Al-Qur’an:
1. Tidak Beriman Orang yang Berdusta
Karena itu, Qur’an Surat AN-Nahl, ayat 105, menjelaskan bahwa Nabi SAW tidak berdusta, yang berbuat dusta hanya mereka orang-orang yang ingkar kepada ayat-ayat Allah. Merekalah oara pendusta yang sebenarnya. Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS An-Nahl: 105)
Di ayat sebelumnya dijelaskan:
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ لَا يَهْدِيهِمُ ٱللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al Quran), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih.” (QS An-Nahl: 104)
Dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, makna ayat 104-105 tersebut adalah: “Sungguh orang-orang yang tidak beriman kepada al-Qur’an tidak akan Allah beri petunjuk menuju kebenaran, dan di akhirat mereka akan mendapat azab yang pedih. Orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat quraniyah dan kauniyah itu sengaja membuat kedustaan. Orang-orang yang jauh dari kebenaran itu merupakan para pendusta.”
2. Celakalah Para Pendusta
Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Jasiyah:
وَيْلٌ لِّكُلِّ اَفَّاكٍ اَثِيْمٍۙ
“Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa.” (QS Al-Jasiyah: 7)
Siapa saja orang yang termasuk rugi besar karena dusta? Dalam sambungan ayat di atas dijelaskan:
يَّسْمَعُ اٰيٰتِ اللّٰهِ تُتْلٰى عَلَيْهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسْتَكْبِرًا كَاَنْ لَّمْ يَسْمَعْهَاۚ فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ
“(yaitu) orang yang mendengar ayat-ayat Allah ketika dibacakan kepadanya namun dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka peringatkanlah dia dengan azab yang pedih.”
وَاِذَا عَلِمَ مِنْ اٰيٰتِنَا شَيْـًٔا ۨاتَّخَذَهَا هُزُوًاۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌۗ
“Dan apabila dia mengetahui sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka (ayat-ayat itu) dijadikan olok-olok. Merekalah yang akan menerima azab yang menghinakan.”
مِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ جَهَنَّمُ ۚوَلَا يُغْنِيْ عَنْهُمْ مَّا كَسَبُوْا شَيْـًٔا وَّلَا مَا اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَاۤءَۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌۗ
“Di hadapan mereka neraka Jahannam dan tidak akan berguna bagi mereka sedikitpun apa yang telah mereka kerjakan, dan tidak pula berguna apa yang mereka jadikan sebagai sembahan-sembahan (mereka) dari selain Allah. Dan bagi mereka azab yang besar.”
Dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, Allah memberi ancaman berupa keburukan dan azab bagi setiap orang yang membuat kedustaan terhadap Allah dan banyak melakukan kejahatan dan dosa besar. Ia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, akan tetapi ia tetap kafir dan enggan beriman kepada ayat-ayat itu seakan-akan belum mendengarnya.
Mereka itulah orang-orang jauh dari rahmat Allah, yang akan mendapat azab yang menghinakan. Mereka telah merasa puas dengan kehidupan dunia, dan lupa terhadap neraka Jahannam yang menunggu mereka setelah itu, ketika tidak bermanfaat lagi harta dan keturunan yang mereka miliki di dunia, tidak berguna juga berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah. Mereka akan mendapatkan azab api neraka yang berkobar.
3. Setan Turun kepada Setiap Pendusta
Dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syuara ayat 221-223 menjelaskan: Apakah kalian mau Aku beritahukan, wahai sekalian manusia, kepada siapa setan-setan itu turun? Setan-setan turun pada setiap pendusta lagi orang yang banyak dosa, seperti dukun. Setan-setan mencuri pendengaran dan mencupliknya dari para malaikat yang paling tinggi (kedudukannya) lalu mereka melontarkan kepada para dukun dan orang-orang yang serupa dengan mereka dari orang-orang yang fasik. Dan kebanyakan mereka itu berdusta. Salah seorang dari mereka (boleh jadi) berkata benar dalam suatu pernyataanya, tetapi ia menambahkan padanya seratus kedustaan.
Allah SWT berfirman:
هَلْ اُنَبِّئُكُمْ عَلٰى مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيٰطِيْنُ ۗ
221. Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun?”
تَنَزَّلُ عَلٰى كُلِّ اَفَّاكٍ اَثِيْمٍ
222. Mereka (setan) turun kepada setiap pendusta yang banyak berdosa,
يُّلْقُوْنَ السَّمْعَ وَاَكْثَرُهُمْ كٰذِبُوْنَ ۗ
223. mereka menyampaikan hasil pendengaran mereka, sedangkan kebanyakan mereka orang-orang pendusta. (QS Asy-Syuara)
Dalam tafsir Ringkas Kemenag RI, Surat Asy-Syu’ara ayat 221 221 menjelaskan tentang orang-orang yang mendapat bisikan dari setan dan bekerja sama dengannya untuk menyesatkan manusia. Maukah aku beritakan kepadamu, wahai orang kafir Makkah, kepada siapa setan-setan itu turun untuk membisikkan kabar bohongnya’222. Mereka, setan-setan itu, tidaklah turun kepada nabi Muhammad sebagaimana apa yang kamu sangkakan selama ini, tapi turun kepada setiap pendusta yang membalikkan sesuatu yang buruk menjadi baik dan sebaliknya, yang banyak berdosa dengan melakukan pelanggaran-pelanggaran norma yang tidak dibenarkan oleh agama.
4. Tidak Punya Saksi
Dalam Qur’an Surat An-Nur ayat 13, Allah SWT berfirman:
لَّوْلَا جَآءُو عَلَيْهِ بِأَرْبَعَةِ شُهَدَآءَ ۚ فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا۟ بِٱلشُّهَدَآءِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ عِندَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ
Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.
Dalam Tafsir Ringkas Kemenag RI, setelah mengecam umat islam yang pasif atas berita bohong itu, Allah lalu beralih berbicara tentang penyebar berita bohong itu. Karena mereka tidak membawa saksi-saksi maka mereka itu dalam pandangan Allah, yaitu dalam ketetapan hukum-Nya, khususnya dalam kasus ini, adalah orang-orang yang berdusta.
Ayat ini memang berkaitan dengan sebuah tuduhan kepada Ummul mukminin Aisyah RA. Dalam Tafsir Al-Mukhtashar, mereka yang menuduh Ummul mukminin Aisyah RA tidak mendatangkan empat orang saksi atas tuduhan dusta yang besar. Karena mereka tidak menuduh tanpa bukti, maka bagi Allah mereka itulah orang-orang yang berdusta. (Aza)
Sumber: Teks ayat disalin dari laman Kemenag RI/ Tafsir disadur dari Tafsirweb