Indonesiainside.id, Jakarta – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Rabu (23 Maret) mengatakan bahwa Inggris akan mengirim 6.000 rudal, yang terdiri dari senjata anti-tank dan bahan peledak tinggi. Selain itu, Inggris juga akan mengirimkan dana USD 33 juta dalam bentuk bantuan keuangan untuk militer Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, Johnson mengatakan, “Inggris akan bekerja dengan sekutu kami untuk meningkatkan dukungan militer dan ekonomi ke Ukraina, memperkuat pertahanan mereka saat mereka membalikkan keadaan dalam pertarungan ini.”
Pengumuman tersebut dibuat pada malam KTT NATO dan G7 yang akan membahas serangan Rusia. Sementara itu, membuka paket dukungan baru untuk Kyiv, pemimpin Inggris itu mengatakan dalam pernyataannya: “Kami tidak bisa dan tidak akan berdiam diri sementara Rusia menggiling kota-kota Ukraina menjadi debu.”
“Inggris akan bekerja dengan sekutu kami untuk meningkatkan dukungan militer dan ekonomi ke Ukraina, memperkuat pertahanan mereka saat mereka membalikkan keadaan dalam pertarungan ini,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan pada hari Rabu (23 Maret) bahwa setelah penundaan pengiriman, pasokan rudal Strela lebih lanjut sedang dalam perjalanan ke Ukraina.
Rudal Strela telah berada di inventaris bekas tentara komunis Jerman Timur.
Serangan Rusia ke Ukraina mendorong Jerman untuk melakukan pembalikan bersejarah dari kebijakannya untuk tidak mengirim senjata ke zona konflik, tetapi pemerintah Ukraina telah frustrasi oleh berbagai penundaan.
Baerbock mengatakan kepada majelis rendah parlemen Bundestag, “Saya dapat dengan jelas mengatakan bahwa pengiriman Strela lebih lanjut sedang dalam perjalanan. Kami adalah salah satu pemasok senjata terbesar dalam situasi ini, itu tidak membuat kami bangga tetapi itulah yang harus kami lakukan untuk membantu. Ukraina.” (Nto)