Indonesiainside.id, Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Aboebakar Al-Habsyi menilai kenaikan harga minyak goreng yang tak kunjung usai disebabkan adanya oligarki yang mencengkeram negeri ini. Dirinya juga mempertanyakan kinerja Polri yang berjanji mengusut adanya pihak-pihak yang sengaja membuat minyak goreng langka dan naik.
Hal ini ditegaskan Habib Aboe ketika rapat Komisi III DPR RI dengan mitra Komisi III Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) pada ruang rapat Komisi III DPR RI.
“Melonjaknya harga minyak goreng menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat,” kata Habib Aboe, Selasa (29/3).
Sekretaris Jendral Fraksi PKS ini memprediksikan bahwa ke depannya isu minyak goreng akan diikuti oleh kenaikan harga komoditas lainnya yang krusial dalam menopang hidup masyarakat mengingat datangnya bulan suci Ramadhan yang tinggal menghitung hari.
“Baru-baru ini masyarakat dibingungkan oleh isu hilangnya minyak goreng. Apalagi menjelang hari raya, barang lainnya akan ikut naik. Terlebih lagi adanya pernyataan dari Menteri bahwa lebih baik kuantitas barang sedikit, tetapi harga mahal,” katanya.
Sehubungan dengan isu tersebut, Anggota Komisi III DPR RI ini mempertanyakan peran dari Polri dan TNI dalam menyikapinya. Dirinya menuntut adanya penyelidikan secara tegas untuk mengusut tuntas kasus ini.
“Kalau saya tidak salah, dalam intelkam terdapat direktur yang membawahi bidang ekonomi. Lantas, apakah penyelidikan secara mendalam sudah dilakukan untuk kasus ini? Kalau memang ada mafia, maka kita harus menemukan siapa tersangka di baliknya,” kata Habib Aboe.
Anggota DPR RI dengan Dapil Kalimantan I ini mengutarakan pentingnya kasus ini diusut dengan tuntas. Menurutnya, kesejahteraan masyarakat adalah harga dari adanya kasus ini yang seharusnya tidak digadaikan untuk kepentingan segelintir orang.
“Saya pikir kalau sampai negara kalah dengan mafia itu aib. Tidak boleh oligarki berkuasa dengan seenaknya. Mengatur Gerakan distribusi komoditas berdasarkan tingginya harga. Jika negara dikuasai oleh oligarki, lantas bagaimana nasib anak bangsa? Bagaimana nasib kaum dhuafa?,” tegasnya.(Nto)