Indonesiainside.id, Jakarta – Mantan Pemimpin Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan bahwa korban pembunuhan di Bucha adalah propaganda palsu. Hal ini dilakukan Ukraina dan Barat secara sengaja untuk mendiskreditkan Rusia.
“Ini adalah palsu yang matang dalam imajinasi sinis propaganda Ukraina,” katanya.
Setelah penarikan pasukan Rusia, gambar-gambar mengerikan dari Bucha yang menggambarkan kebiadaban invasi tampak bertebaran di sejumlah media dan medsos.
Barat mengecam itu sebagai “genosida” dan “kejahatan perang”, sedangkan Presiden Ukraina mengatakan, “Kami tahu bahwa ribuan orang telah terbunuh dan disiksa dengan ekstremitas terputus, wanita diperkosa, anak-anak terbunuh.”
Laporan mengklaim ada kuburan massal yang ditemukan di Bucha, namun, Rusia mengatakan tuduhan itu semua palsu.
Mayat lima pria dilaporkan ditemukan di Bucha yang merupakan warga sipil yang tidak disebutkan namanya. Mayat-mayat itu ditemukan dengan tangan dilaporkan diikat ke punggung mereka.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa “tidak ada satu pun warga sipil yang menghadapi tindakan kekerasan oleh militer Rusia.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menggambarkan adegan di luar Kyiv sebagai “provokasi anti-Rusia yang dikelola di atas panggung.”
Sebagai tanggapan, Presiden AS Joe Biden mengatakan, “Apa yang terjadi pada Bucha keterlaluan dan semua orang melihatnya.”
“Kita harus mengumpulkan semua rincian untuk menjalani persidangan kejahatan perang di Pengadilan Kriminal Internasional.”
Menurut Andreas Schüller, direktur program untuk Kejahatan Internasional dan Akuntabilitas di Pusat Eropa untuk Konstitusi dan Hak Asasi Manusia di Berlin,
“Jika Anda ingin melihat rantai komando dan pelaku, penting untuk menganalisis dan mengumpulkan informasi tentang unit mana di mana.”
“Anda membutuhkan bukti keterkaitan dari seluruh aparat militer. Dokumen bisa bocor, atau saksi bisa berbicara dan mengungkapkan operasi perencanaan internal,” katanya. (Nto)