Puasa memiliki ciri dan karakteristik khusus yang membedakan dengan ibadah-ibadah lain. Setiap ibadah memang punya karakteristik sendiri, seperti baca Qur’an, shalat, haji, zakat, dan ibadah sunnah lainnya.
Namun, ibadah puasa lebih istimewa karena Allah SWT sendiri yang memberikan dan menghitungkan pahala bagi orang-orang yang berpuasa. Dengan catatan, puasanya dilakukan dengan keimanan dan ihtisaban (penuh harap kepada Allah SWT).
Inilah delapan kabar gembira bagi orang-orang yang berpuasa. Allah SWT mengkategorikan ibadah puasa di antara ibadah dengan banyak keutamaan dan karakteristik, antara lain:
1. Balasan Pahala yang Tak Terhingga
Puasa adalah untuk Allah SWT dan Allah SWT yang membalasnya. Hal ini dibuktikan dalam hadits Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ الله ِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :((قَالَ الله ُعَزَّ وَجَلَّ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ ,وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ. وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ. لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ صَوْمِهِ))مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَهَذََا لَفْظُ رِوَايَةِ الْبُخَارِيِّ. وَفِيْ رِوَايَةٍ لَهُ: يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أجْلِيْ، اَلصِّيَامُ لِيْ وَأنَا أجْزِيْ بِهِ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أمْثَالِهَا وَ فِيْ رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ، اَلْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : (إِلاَّ الصَّوْمَ فَإنَّهُ لِيْ وَأنَا أجْزِيْ بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أجْلِي). لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ : فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ . وَلَخُلُوْفُ فِيْهِ أطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ المِسْكِ.
“Dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Rasûlullâh SAW bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Semua amal perbuatan anak Adam untuk dirinya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya.’Puasa adalah perisai. Apabila seseorang di antara kamu berpuasa, janganlah berkata kotor/keji (cabul) dan berteriak-teriak. Apabila ada orang yang mencaci makinya atau mengajak bertengkar, katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’ Demi Allâh yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allâh daripada aroma minyak kesturi. Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika bertemu dengan Rabb-nya.’” (Muttafaq ‘alaihi, dan ini lafazh al-Bukhâri)
Berkata Imam Ibnu Rajab al Hambali Rahimahulla ketika mengomentari hadits ini:
اَلْأَعْمَالُ كُلُّهَا تُضَاعَفُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَّا الصِّيَامُ فَإِنَّهُ لَا يَنْحَصِرُ تَضْعِيْفُهُ فِي هَذَا الْعَدَدِ بَلْ يُضَاعِفُهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَضْعَافًا كَثِيْرَةً بِغَيْرِ حَصْرِ عَدَدٍ فَإِنَّ الصِّيَامَ مِنَ الصَبْرِ
“Seluruh amalan dilipat gandakan pahalanya menjadi 10 kali sampai 700 kali lipat, kecuali puasa yang tidak terbatas kelipatannya pada jumlah tersebut. Namun Allah melipat gandakan pahala puasa menjadi banyak tanpa batas. Karena puasa termasuk dari jenis kesabaran. Allah ta’ala berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Allah memberi pahala pada kesabaran dengan pahala yang tidak bisa dihitung” (QS. Az Zumar: 10) (Lathaif al Ma’arif: 283-284)
2. Dua Kebahagiaan
Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan, sebagaimana dibuktikan dalam Al-Bukhari (1904) dan Muslim (1151) dari hadits Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda:
لصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إذَا أفْطَرَ فَرِحَ، وإذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بصَوْمِهِ
“Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika bertemu dengan Rabb-nya.’” (Muttafaq ‘alaihi, dan ini lafazh al-Bukhâri)
Kebahagiaan pada saat berbuka itu terjadi karena dalam satu hari ia merasakan lapar dia ingin mengisi perutnya. Ketika Adzan berkumandang, waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Di situlah dia merasakan bahagia yang dia tidak rasakan sebelumnya. Adapun bahagia bertemu dengan Rabbnya adalah ketika dia berada di akhirat dan dia sangat membutuhkan pahala dan amal kebaikan pada saat itu dari amalan yang dia lakukan ketika berada di dunia. Kemudian ia dapatkan pahala puasa di mana Allah SWT melipat gandakan pahala puasa dengan kelipatan yang tidak terhitung, maka disitulah ia merasakan kebahagiaan yang tidak terkira.
3. Lebih Harum dari Minyak Kesturi
Bau yang keluar dari mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah daripada bau kesturi, sebagaimana dibuktikan dalam Al-Bukhari, sebagaimana disebutkan dalam hadits di poin pertama di atas, Nabi SAW bersabda: “Demi Allâh yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allâh daripada aroma minyak kesturi.”
Bau mulut orang yang berpuasa harum di sisi Allah, memiliki dua makna menurut Ibnu Rajab al Hambali rahimahullah dalam kitabnya Lathaif al Ma’arif, yaitu:
- Ketika puasa yang dilakukan oleh seorang hamba itu bersifat rahasia antara dia dengan Rabbnya di dunia, maka Allah SWT menampakkan hal tersebut diakhirat di hadapan makhluk-Nya. Supaya nampak bahwa ia termasuk dari orang yang suka berpuasa. Ini sebagai balasan dia menyembunyikan puasanya di dunia.
- Makna yang kedua bahwa siapa yang beribadah kepada Allah dan mentaati-Nya lalu mencari ridha Allah di dunia dengan amalan yang ia lakukan, kemudian muncul efek yang tidak disukai dari amalan kebaikannya itu, maka hakikatnya itu tidak buruk di sisi Allah, bahkan sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah supaya ia bersemangat dalam menjalankan ketaatan kepadaNya. (Dari kitab Lathaif al Ma’arif secara ringkas)
4. Pintu Khusus di Surga
Allah SWT menyediakan bagi orang-orang yang berpuasa sebuah pintu khusus di surga, yang melaluinya hanya mereka yang akan masuk, sebagaimana dibuktikan dalam Al-Bukhari (1896) dan Muslim (1152) dari hadits Sahl bin Saad:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إِنَّ فِي الجَنَّة بَابًا يُقَالُ لَهُ: الرَّيَّانُ، يدْخُلُ مِنْهُ الصَّائمونَ يومَ القِيامةِ، لاَ يدخلُ مِنْه أَحدٌ غَيرهُم، يقالُ: أَينَ الصَّائمُونَ؟ فَيقومونَ لاَ يدخلُ مِنهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فإِذا دَخَلوا أُغلِقَ فَلَم يدخلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Rasulullah SAW bersabda: Di surga ada pintu yang dikatakan Ar-Rayyan, yang darinya orang-orang yang berpuasa akan masuk pada hari kiamat, dan tidak ada seorang pun kecuali mereka yang akan memasukinya. Dikatakan (kepada mereka): Di manakah orang-orang yang berpuasa? Maka mereka (orang yang berpuasa) bangkit dan tidak ada yang memasukinya kecuali mereka, dan ketika mereka masuk, pintu itu tertutup, dan tidak ada seorang pun yang masuk melaluinya.”
5. Dijauhkan dari dari Neraka
Barang siapa berpuasa satu hari di jalan Allah SWT, Allah akan menjauhkan wajahnya dari Neraka selama 70 tahun, sebagaimana dibuktikan dalam Al-Bukhari (2840); Dan Muslim (1153) dari hadits Abu Sa’id al-Khudri, yang berkata:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما مِنْ عبدٍ يصومُ يوْمًا في سبِيلِ اللَّهِ إلاَّ بَاعَدَ اللَّه بِذلكَ اليَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سبْعِين خريفًا
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada hamba yang berpuasa pada satu hari di jalan Allah kecuali bahwa pada hari itu Allah akan menghilangkan wajahnya dari Neraka pada tujuh puluh musim gugur.”
Berpuasa di jalan Allah maksudnya ia berpuasa dengan niat ikhlash mengharap wajah Allah sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajr dalam Fath al Bari menukil ucapan Imam al Qurthubi. Sedangkan makna Kharif sebagaimana disebutkan Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim nomor hadits 1153 bahwa yang dimaksud dengan 70 kharif adalah perjalanan 70 tahun (al Minhaj Syarh Shahih Muslim)
6. Puasa adalah Perisai
Puasa adalah perisai, yaitu, perlindungan dari neraka. Hal ini dibuktikan dalam dua Shahihs dari hadits Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: “Puasa adalah perisai.”
لصيام جُنة من النار، كجُنة أحدكم من القتال
“Puasa adalah perisai dari Neraka, seperti perisai bagi salah seorang dari kalian dari pertempuran.”
7. Puasa Menghapus Dosa
Syariat Islam menetapkan bahwa salah satu dari keutamaan puasa adalah menghapuskan dosa-dosa sebagaimana disebutkan dalam hadits Khudaifah ia berkata bahwa Umar radhiyallahu ‘anhu berkata,
أَيُّكُمْ يَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَن الفِتْنَةِ
“Siapa diantara kalian menghafal hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang fitnah ?”
Kata Khudzaifah: “Saya, saya menghafalnya sebagaimana yang Nabi sabdakan” Umar berkata:
إِنَّكَ عَلَيْهِ لَجَرِىءٌ فَكَيْفَ
“Kemarilah..engkau memang pemperani, bagaimana haditsnya
Khudzaifah berkata:
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِى أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالأَمْرُ بِالمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْـمُنْكَرِ
“Ujian dosa seseorang pada keluarganya, harta, dan tetangganya akan dihapuskan oleh shalat, puasa, dan sedekahnya, serta amar ma’ruf dan nahi munkar yang ia lakukan” (HR. Bukhari nomor 525 dan Muslim nomor 144)
8. Puasa Memberi Syafaat
Banyak di antara kaum muslimin mengharapkan syafa’at pada hari kiamat, ketika tidak ada yang bisa menolong kecuali Allah SWT. Puasa adalah satu di antara amalan yang akan memberikan syafaat kepada orang yang berpuasa.
Disebutkan dalam hadits Abdullah bin Amr RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
اَلصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُوْلُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهْوَةَ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ وَيَقُوْلُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِالْلَيْلِ فَشَفِّعْنِيْ فِيْهِ قَالَ فَيَشْفَعَانِ
“Puasa dan Al Qur’an keduanya akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata : “Wahai Rabbku, aku telah mencegahnya untuk makan, minum dan menunaikan syahwat pada siang hari, maka berilah kewenangan kepadaku untuk memberikan syafa’at kepadanya.’ Dan Al-Qur’an berkata : “Wahai Rabbku, Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka berilah kewenangan kepadaku untuk memberikan syafaat kepadanya.” Maka puasa dan AlQuran itu memberi syafa’at kepada hamba tersebut”. (HR. Ahmad 2/174 dan dishahihkan oleh al Albani dalam Shahih at targhib nomor 969). (Aza)
Sumber: Elbalad News