Indonesiainside.id, Makassar – Publik tercengang. Tidak menyangka kasus penembakan maut Pegawai Dishub Makassar, Najamuddin Sewang, ternyata dilakukan Kepala Satpol PP Kota Makassar Iqbal Asnan.
Iqbal langsung dibekuk dengan sangkaan mengerikan. Ia dijerat pasal perencanaan pembunuhan berencana dengan tuntutan maksimal hukuman mati. Di balik kasus ini diduga ada persoalan asmara. Cinta segitiga. Apalagi, dengan melihat karir Iqbal yang moncreng, hanya persoalan asmaralah yang bisa membuat seseorang bertindak di luar logika.
Ikhwal adanya cinta segitiga ini sebenarnya sudan terendus sejak beberapan tahun lalu. Adalah kakak Najamuddin Sewang, Juni Sewang, yang membeberkan fakta ini.
Juni mengungkap, Iqbal pernah mengubunginya lewat telepon dan meminta adiknya tidak menjalin hubungan dengan seorang perempuan di Dishub. “Jika tetap berhubungan akan saya habisi,” begitu ancaman Iqbal.
“Ancamannya langsungnya ke saya. Dia bicara langsung ke saya by phone, ‘kalau bukan adekmu saya habisi’,” kata Juni, dilansir Heraldmakassar.com.
Setelah ancaman itu disampaikan, Juni mengaku langsung mengklarifikasinya kepada korban Najamuddin Sewang. Juni sempat meminta korban untuk berhenti mendekati wanita yang diduga menjadi bara sekam dalam perosalan ini.
“Jauh sebelum almarhum masuk bergabung di Dishub saya sudah pernah peringatkan. Ada staf yang tidak boleh kamu buka ruang,” bebernya.
Perempuan yang dimaksud Juni itu sampai sekarang masih berdinas aktif di Dishub. Selain itu, dia juga memiliki jabatan.
Ikhwal kasus cinta segitiga ini juga dibenarkan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto. Ia mengungkapkan, pihaknya telah berhasil mengungkap pelaku sekaligus motif daripada kasus penembakan yang terjadi pada 3 April yang lalu. Adapun saksi yang diperiksa sebanyak 20 orang, dan empat orang ditetapkan sebagai tersangka.
“Untuk motif daripada pelaku ini adalah cinta segitiga,” ujar Kombes Pol Budhi Haryanto.
Ditangkap saat Santai di Teras Rumah
Kepala Satpol PP Iqbal Asnan bakal memasuki hari-hari yang begitu sulit. Ia menjadi tersangka utama kasus pembunuhan berencana dengan menggunakan senjata api. Iqbal ditangkap Sabtu sore di sebuah rumah di Jalan Muhammad Tahir, Makassar. Saat penangkapan, kepala Satpol PP itu tengah duduk bersantai di teras rumahnya.
Tangkapan layar video yang beredar terkait penangkapan memperlihatkan. Iqbal pasrah digiring untuk masuk ke mobil penjemput. Namun sebelumnya, ia menandatangi surat penangkapan. Terlihat , Iqbal tanpa melakukan perlawanan sedikiitpun. Ia hanya pasrah mengikuti arahan polisi.
Sementara Personel dari Polrestabes Makassar berjumlah belasan orang tanpa seragam mengelilingi Iqbal Asnan. Bahkan di antara belasan Personel Polrestabes Makassar ini, hadir pula, Kombes Pol Budhi Haryanto.
Iqbal Asnan pun terlihat tenang dan diminta langsung menandatangi surat dalam map berwarna merah yang diduga sebagai surat perintah penangkapan. Usai menandatangi surat tersebut, Iqbal Asnan digiring ke Mapolrestabes.
Rangkaian penangkapan atau penjemputan Iqbal itu, dibenarkan Kombes Pol Budhi Haryanto. “Iya (saya pimpin langsung penangkapan di rumahnya,” kata Kombes Pol Budhi Haryanto.
Pada saat penangkapan, Kasatpol PP langsung dinaikkan ke mobil Pajero Hitam dan digelandang ke Mapolrestabes Makassar untuk dilakukan interogasi. “Sekarang masih dalam pemeriksaan, mohon kesabarannya,” katanya.
Sebelum penangkapan Iqbal Asnan, polisi terlebih dahulu mengamankan seorang petugas Dishub lainnya berinisial AB pada Senin, 11 April 2022. Penangkapan itu merupakan tindak lanjut penyelidikan kasus penembakan tersebut.
Sebelumnya, penyidik Polda Sulsel telah memeriksa delapan saksi terkait kasus penembakan petugas Dinas Perhubungan Kota Makassar, almarhum Najamuddin Sewang, di Jalan Danau Tanjung Bunga, pada Minggu (3/4).
“Saksi yang diperiksa delapan orang. Pertama, saksi yang melihat langsung di TKP, kedua saksi dari keluarga dan pihak rumah sakit (RS Siloam),” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana.
Selain delapan saksi tersebut, kepolisian masih terus mengembangkan kasus ini mengingat masih ada saksi lain ataupun kendaraan yang terekam dalam CCTV saat kejadian tersebut terjadi, termasuk pengemudi ojek online (ojol) yang berada di lokasi.
“Masih didalami penyidik. Jadi, kita berusaha untuk melakukan pemeriksaan secara profesional. Soal kendaraan yang singgah dan melintas maupun ojol roda dua itu akan segera diperiksa sebagai saksi,” tuturnya.
Mengenai motif kejadian, kata Komang, masih terus dikembangkan oleh penyidik di Polrestabes maupun Polda Sulsel yang diperbantukan guna mengungkap kasus itu, termasuk hasil autopsi korban menunggu hasil resmi dari Laboratorium Forensik Biddokes Polda Sulsel.
“Kita masih menunggu hasil autopsi rumah sakit, dan kita menunggu hasil uji labfor terkait dengan proyektil yang ada di tubuh korban. Kita masih menunggu,” ujarnya.
Soal informasi beredar di media sosial ada kendaraan roda empat berwarna merah terekam CCTV dan pengemudi ojol berjaket warna kuning melintasi korban sebelum terjatuh di lokasi kejadian, penyidik secara profesional akan mengecek apa benar mobil merah itu taksi online atau tidak, begitu pula pengemudi ojol berjaket kuning.
“Seusai yang ada dalam (rekaman) CCTV, semuanya masih dikembangkan penyidik. Penyidik masih mendalami terkait orang berjaket kuning yang melintasi korban sebelum kejadian,” papar Komang. (Aza)
Sumber: Heraldmakassar.com