Indonesiainside.id, Chicago – Seorang jurnalis senior Amerika menyebut negaranya sebagai tempat paling rasis dan berbasis kekerasan yang berakar pada pemindahan paksa dan perbudakan jutaan orang asli atau pribumi.
Abayomi Azikiwe, editor di Pan-African News Wire, membuat pernyataan selama wawancara dengan Press TV setelah seorang pria kulit putih Amerika menembak mati 10 orang dan melukai tiga lainnya dalam penembakan massal di lingkungan Kulit Hitam di New York. Sebuah tindakan ekstremisme kekerasan bermotivasi rasial.
Setelah penembakan massal pada hari Sabtu, pria bersenjata berusia 18 tahun itu menyerah kepada polisi dalam apa yang menurut pihak berwenang akan diselidiki sebagai kejahatan rasial.
Pihak berwenang mengatakan tersangka, yang dipersenjatai dengan senapan serbu, datang ke Buffalo dari daerah New York beberapa jam lagi untuk menargetkan toko di komunitas yang didominasi kulit hitam.
“Sebelas dari 13 orang yang terkena tembakan adalah orang kulit hitam, dan dua orang kulit putih,” kata para pejabat kepolisian.
“Insiden ini, sayangnya, menegaskan banyak dari apa yang telah kami katakan selama bertahun-tahun. Amerika Serikat adalah negara rasis- berbasis kekerasan yang berakar pada pemindahan paksa dan perbudakan jutaan orang. Sejak periode perbudakan, orang Afrika telah menjadi sasaran pembunuhan dan genosida,” kata Azikiwe.
“Ideologi supremasi kulit putih menimbulkan bahaya yang berkelanjutan bagi orang Afrika-Amerika dan masyarakat pada umumnya. Tidak ada perlindungan dari kekerasan ini selain membela diri dan perjuangan revolusioner,” katanya.
Presiden AS Joe Biden pada hari Sabtu menyerukan diakhirinya “terorisme domestik yang dipicu oleh kebencian.”
Menyebut insiden itu “mengerikan,” Biden mengatakan bahwa bangsa “harus melakukan segala daya kita untuk mengakhiri terorisme domestik yang dipicu kebencian.”(Nto)