Indonesiainside.id, Beirut – Kelompok Hizbullah dan sekutunya yang didukung Iran, telah kehilangan mayoritas kursi di parlemen dalam pemilu terbaru yang hasilnya diumumkan hari ini, Selasa (17/5).
Selusin anggota baru yang independen dikabarkan memenangkan kursi di parlemen Lebanon, seperti dilansir AFP pada hari Selasa (17/5).
Hasial pemilu kali ini sekaligus mencerminkan kemarahan publik pada keruntuhan keuangan negara itu dan kurangnya akuntabilitas atas hasil pengusutan ledakan pelabuhan Beirut tahun 2020.
Para pendatang baru, yang memenangkan kursi berasal dari sekte yang berbeda di berbagai distrik. Mereka berhasil merebut kursi yang dimiliki partai-partai mapan di parlemen yang beranggotakan 128 orang.
Sebelum hasil pemilu diumumkan, seorang anggota parlemen dari kelompok Hizbullah pada hari Senin memperingatkan saingannya agar tidak menjadi “perisai bagi Israel,”. Pernyataan ini muncul setelah adanya indikasi dalam pemilu Lebanon yang kemungkinan akan melemahkan blok kelompok Syiah.
“Kami menerima Anda sebagai lawan di parlemen, tetapi kami tidak akan menerima Anda sebagai tameng bagi Israel,” kata Mohammed Raad, seperti dilansir saluran TV Al Manar milik Hizbullah.
Lebanon pernah terlibat perang selama 34 hari dengan Israel pada pertengahan 2006.
Raad yang diketahui memimpin kelompok parlemen yang dikuasai oleh Hizbullah dan terpilih kembali.
Komentarnya menimbulkan kekhawatiran akan kerusuhan saat negara itu menunggu hasil pemilu pada hari ini, Selasa (17/5), yang akan menunjukkan apakah Hizbullah dan sekutunya dapat mempertahankan mayoritas suara di parlemen.
“Jangan menjadi bahan bakar untuk perang saudara,” kata Raad kepada lawan-lawannya.(Nto)