Indonesiainside.id, Aceh – Uang receh bukan tak punya arti meski disepelekan banyak orang. Jika dikumpulkan, bisa untuk mendaftar keberangkatan ibadah haji. Buktinya, pasangan suami istri di Aceh Timur, Nurkhalis-Siti Maftuhah, sama-sama mendaftar haji ke Baitullah dari uang receh.
Nurkhalis yang mengenakan baju koko dan peci putih ini didampingi istrinya, Siti Maftuhah, dan seorang anak semata wayangnya Tgk Ali Mamuti, mendaftar haji menggunakan uang logam receh dan uang kertas. Meski hanya pecahan seribuan dan dua ribuan, tetapi dikumpulkan dalam jumlah yang sanfat banyak. Segepok uang logam itulah yang dibawa ke kantor Kemenag di Idi Rayek, Aceh Timur.
Dikutip dari haji.kemenag.go.id, suasana di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur pun mendadak heboh, Selasa (10/5/2022). Kehebohan dan keharuan pada pagi 9 Syawal 1443 Hijriah itu terjadi karena Nurkhalis dan keluarganya mendaftar haji dengan uang receh.

Keharuan tersebut ternyata bukan hanya sekali ini. Sebelumnya, 24 Agustus 2020 silam, istri Nurkhalis, Siti Maftuhah lebih dulu mendaftarkan haji pada Seksi Peyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kankemenag Aceh Timur, juga menggunakan uang logam receh.
Untuk diketahui, Nurkhalis dan Maftuhah tercatat sebagai Warga Kampung Akoja Kecamatan Alue Ie Mirah, relatif jarak jauh dari ibu kota Aceh Timur. Dalam kesempatan tersebut Nurkhalis saat dijumpai di ruang Seksi PHU mengatakan bahwa dirinya sudah mulai ‘nyelengi’ uang untuk berhaji sejak 24 Agustus 2020 yang lalu. Sesaat pasca dirinya mendaftarkan haji untuk istrinya lebih dahulu, pada tahun 2020 silam.
Nurkhalis bercerita, pada saat awal pandemi waktu itu, istrinya juga didaftarkan haji, biaya haji itu mereka kumpulkan dari hasil penjualan siomay. Selama menjual siomay, kata Nurkhalis, kebiasaan ‘nyelengi’ uang koin atau logam ke dalam kertas plastik ukuran 1,5 kg tetap berlanjut.
Adapun uang logam yang disimpan di dalam kertas berwarna putih itu isinya seragam, yakni pecahan Rp 1.000. Uang yang ditabung Nurkhalis bersama istrinya merupakan dari hasil yang didapat dari jualan siomay ayam semata.
Kepala Kantor Kemenag Aceh Timur Salman mengapresiasi yang dilakukan Siti Maftuhah dan suaminya Nurkhalis tersebut. Salman berpesan semoga saja bisa menyemangati warga dan kaum muda lain untuk bertekad naik haji dengan menabung.
Sementara itu Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Aceh Timur Muzakir bersama Staf PHU, menyaksikan Siti Maftuhah menyerahkan uang kepada petugas Bank Penerima Setoran (BPS) sekaligus diberikan Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) kepada Nurkhalis.
Muzakir yang pernah menjadi Petugas Kloter beberapa tahun silam, sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Nurkhalis dan istrinya tersebut. Nurkhalis bersama istrinya bertekad untuk berhaji dengan menabung recehan dari hari ke hari sejak tahun 2020 lalu dari berjualan siomay.
Muzakir berharap, apa yang dilakukan Bapak Nurkhalis dan Ibu Maftuhah itu bisa menjadi inspirasi bagi warga lainnya terutama, pada generasi muda. “Dan ini merupakan sejarah yang tak terlupakan dari keluarga Bapak Nurkhalis dan Ibu Maftuhah, ada calon jemaah Embarkasi Haji Aceh (BTJ) yang mendaftar haji menggunakan uang receh,” katanya.
“Meski harus menunggu antrian 32 tahun di Aceh, Muzakir, mengharapkan agar Bapak Nurkhalis diberikan kesehatan sehingga dapat menunaikan ibadah haji nantinya,” harap Muzakir. (Aza)