Istiqamah (الاستقامــة) adalah menapaki jalan yang lurus, yakni agama yang lurus, tanpa condong ke kanan atau ke kiri, termasuk melakukan segala ketaatan lahir dan batin, serta meninggalkan segala larangan lahir dan batin.
Istiqamah merupakan sifat integritas permanen bagi seorang mukmin. Karena itu, setiap muslim meminta jalan istiqamah ini pada setiap rakaat dalam shalatnya, yakni surat Al-Fatihah ayat. 6: Ihdinaa shiraathal mustaqiim. Artinya, “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.”
Salah satu sifat manusia adalah kerap kali gagal dalam menjalankan perintah Allah atau gagal menghindari larangan-Nya. Dua hal ini jelas lepas atau menyimpang dari koridor ketaatan sehingga syariat memberikan panduan istiqamah yang membawa kita kembali ke jalan kebenaran. Allah SWT berfirman:
فَٱسْتَقِيمُوٓا۟ إِلَيْهِ وَٱسْتَغْفِرُوهُ ۗ
“maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS Fushilat: 6)
Menurut As-Sa’di, tempuhlah jalan yang dapat mengantarkan kepada Allah, dengan cara membenarkan berita yang disampaikan Rasulullah SAW dan mengikuti perintah dan jauhi larangan. Inilah hakikat istiqamah. Kemudian konsisten kepadanya. Ungkapan, “pada-Nya,” mengingatkan tentang keikhlasan, dan orang yang akan beramal hendaknya menjadikan tujuan dan niat amal adalah untuk sampai kepada Allah dan kepada negeri kemuliaan-Nya.
Maka dengan begitu amalnya tulus, shalih, dan bermanfaat. Tanpa keikhlasan, maka amalnya menjadi sia-sia. Seorang hamba, sekalipun ia telah bersungguh-sungguh untuk tetap istiqamah, pasti terjadi kekeliruan darinya karena mengabaikan perintah atau melakukan yang dilarang, maka Allah menyuruh mengobatinya dengan istigfar yang mengandung makna taubat, seraya berfirman, ”dan mohonlah ampun kepada-Nya.” Kemudian Allah mengancam orang yang mengabaikan istiqamah, seraya berfirman, ”dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-NYa.
Pasti ada kekurangan dalam kejujuran yang diperintahkan. Dengan kekurangan itu memaksa kita mencari pengampunan yang mengharuskan pertobatan dan kembali ke poin istiqamah. Sabda Rasulullah SAW:
اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها
“Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang menghapusnya.” (HR Ahmad dan Tirmiszi) (Aza)