Istiqamah adalah realisasi penghambaan sebagai makhluk dan hamba yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Tak seorang pun terlepas dari seruan ini yaitu istiqamah di atas jalan yang lurus.
Tak hanya kepada manusia biasa atau awam, penghulu kita Nabi Muhammad SAW serta para nabi-nabi sebelumnya juga mendapat perintah dari Allah SWT agar istiqamah di atas syariat dan risalah Allah SWT. Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya SAW untuk memenuhinya, begitu juga semua orang yang bersamanya dan dari kalangan ummatnya. Allah SWT berfirman dalam Surat Asy-Syura Ayat 15:
فَلِذَٰلِكَ فَٱدْعُ ۖ وَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ ۖ وَقُلْ ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِن كِتَٰبٍ ۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ ۖ ٱللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۖ لَنَآ أَعْمَٰلُنَا وَلَكُمْ أَعْمَٰلُكُمْ ۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ۖ ٱللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِ ٱلْمَصِيرُ
“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)”.
Rasulullah SAW diperintahkan agar istiqamah. Yaitu istiqamah yang sejalan dengan perintah Allah, tidak ada sikap berlebihan atau mengabaikan, melainkan patuh pada perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya secara kontinyu.
Allah SWT memerintahkan Nabi-Nya SAW untuk menyempurnakan diri dengan menetapi istiqamah dan menyempurnakan orang-orang lain atau kaumnya dengan mengajak mereka dalam istiqamah. Perintah kepada Rasulullah SAW itu merupakan juga perintah kepada umatnya. Dalam Surat Hud Ayat 112, Allah SWT berfirman:
فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini mendorong kita agar istiqamah dan melarang sebaliknya. Kesempurnaan istiqamah adalah sesuai perintahkan Alah SWT, bukan yang nampak di dalam benak semata.
Menurut As-Sa’di (Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di), penyebab perselisihan dan perpecahan adalah karena ketiadaan istiqamah. Maka Allah SWT memerintahkan nabi-Nya dan orang orang mukmin agar istiqamah.
Nabi SAW dan kaum mukminin meniti syariat yang telah Allah syariatkan, meyakini akidah yang benar dari Allah SWT, tidak menyimpang ke kanan atau kiri, dan tidak melampaui batas. Allah berfirman: ”Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” Tidak sedikit pun dari amalmu yang samar bagi-Nya.
Allah SWT memerintahkan kepada para nabi-Nya untuk istiqamah, sebagaimana perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Surat Yunus Ayat 89:
قَالَ قَدْ أُجِيبَت دَّعْوَتُكُمَا فَٱسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَآنِّ سَبِيلَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui”.
Menurut Syekh Prof Dr Wahbah az-Zuhaili, AlIah berfirman kepada Musa dan Harun: “Sesungguhnya permohonan kalian berdua telah Aku kabulkan, oleh sebab itu tetaplah kalian berdua untuk berdakwah dan menunaikannya serta berpegang teguh pada agama dan hukum-hukumnya sampai waktu datangnya azab (bagi orang kafir) dan janganlah sekali-kali kalian berdua mengikuti jalan orang-orang yang bodoh untuk meminta dipercepat azabnya dan tidak percaya terhadap janji Allah SWT.”
Terakhir, ketika Sufyan bin Abdullah Al-Thaqafi datang kepada Rasulullah SAW, dia berkata kepadanya: Beritahu saya sesuatu tentang Islam bahwa saya tidak akan meminta siapa pun, kecuali Nabi SAW bersabda kepadanya: “Katakanlah, aku beriman kepada Allah, maka istiqamahlah.” (Aza)