Indonesiainside.id, Jakarta — Larangan ekspor produk minyak sawit, minyak goreng (migor), dan CPO, hanya bertahan tiga minggu. Meski kebijakan seperti kilat ini belum menghasilkan dampak yang berarti, kran ekspor dibuka kembali.
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto menilai kebijakan itu plinplan, mencla-mencle, dan grasah-grusuh. Sejak awal kebijakan itu diambil secara reaktif dan tidak prudent. Karena itu, dia mengaku tidak terkejut dengan sikap plinplan pemerintah itu.
Hal itu juga menunjukkan ada lobi pengusaha kuat sehingga usia kebijakan tersebut hanya berumur tiga minggu. Bahkan ada kesan bahwa pemerintah takluk terhadap mafia migor. Kelihatan hanya gagah berani di awal, ujung-ujungnya menciut juga.
“Dari kasus ini masyarakat semakin paham, betapa lobi-lobi pengusaha migor ini sangat kuat. Jadi wajar kalau dikatakan, bahwa dalam adu kuat kebijakan ini, Pemerintah takluk terhadap mafia migor. Kebijakan yang mencla-mencle seperti ini kan sudah sering diambil Pemerintah. Sehingga tidak heran kalau penilaian masyarakat akan semakin negatif dengan kinerja Presiden ini,” kata Mulyanto, dikutip dari laman resmi Fraksi PKS DPR RI, Sabtu (21/5/2022).
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka kembali izin ekspor produk minyak sawit, minyak goreng (migor) dan CPO terhitung, mulai Senin (23/5/2022). Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Kamis (19/5/2022).
Menurut Mulyanto, sejak awal dirinya tidak yakin Presiden akan mampu mempertahankan kebijakan larangan ekspor CPO dan turunannya ini. Sebab kebijakan itu diambil secara reaktif, grasah-grusuh, tidak prudent, dan jauh dari pendekatan research based policy.
“Terkesan gagah dan berani menghadapi mafia namun ujung-unjungnya ‘cle’ mengkerut, menjilat ludah sendiri,” sindir Wakil Ketua FPKS DPR RI ini.
“Padahal setiap kebijakan mestilah ada sisi trade-off-nya, dalam kasus migor adalah antara sisi produsen—petani sawit—konsumen. Seharusnya ada mitigasi risiko dan pemberian insentif bagi yang terdampak,” imbuhnya.
Sampai Kamis (19/5/2022) pukul 18.00 WIB data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional menunjukkan bahwa harga migor curah masih bertengger di angka RP. 19.100 per kg. Masih jauh di atas HET yang sebesar Rp. 15.500 per kg. Janjinya kebijakan akan dievaluasi kalau harga migor curah sudah sesuai dengan HET di seluruh wilayah Indonesia.
Kembali pemerintah ingkar janji. Produsen migor akan senang. Karena CPO yang selama ini dibeli dengan harga murah disimpan dalam tangki-tangki mereka dapat diekspor kembali. Cuan yang tidak sedikit.
Untuk diketahui Presiden Jokowi mengumumkan pembukaan kembali larangan ekspor produk minyak sawit termasuk minyak goreng dan CPO. Alasannya karena pasokan minyak goreng terus bertambah di lapangan. Selain itu terjadi penurunan harga minyak goreng rata-rata nasional.
“Berdasarkan kondisi pasokan dan harga migor saat ini, serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit petani dan pekerja dan tenaga pendukung lainnya maka saya memutuskan ekspor migor akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022 ,” kata Jokowi dalam pernyataan resminya, Kamis (19/5) (aza)
Sumber: Fraksi.pks.id