Indonesiainside.id, Kiev – Rusia menyatakan kemenangan setelah bertempur dengan divisi terakhir pasukan Ukraina yang menguasai Kota Mariupol. Kelompok terakhir para petempur Ukraina yang mempertahankan pabrik baja Azovstal kini sudah menyerah, sebut para pejabat Rusia.
Selama berbulan-bulan sejumlah petempur berlindung di dalam kompleks pabrik tersebut sehingga Rusia sulit menguasai Mariupol.
Evakuasi 531 serdadu Ukraina pada Jumat (20/05) menandai berakhirnya pengepungan Mariupol sehingga kota tersebut dan pabrik bajanya “sepenuhnya dibebaskan”, kata Kementerian Pertahanan Rusia.
“Fasilitas bawah tanah di pabrik itu, tempat para milisi bersembunyi, dikendalikan penuh oleh angkatan bersenjata Rusia,” tambah pernyataan tersebut dilansir BBC News Indonesia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan rombongan terakhir petempur telah diberikan izin untuk meninggalkan lokasi.
“Hari ini, para pemuda menerima sinyal jelas dari komando militer bahwa mereka bisa keluar dan menyelamatkan diri,” kata Zelensky kepada stasiun televisi Ukraina.
Pabrik baja Azovstal menjadi tempat perlindungan sejumlah serdadu Ukraina di Mariupol.
Selama berminggu-minggu pabrik baja Azovstal dikepung militer Rusia. Semua bantuan kemanusiaan diblokir dan lokasi tersebut digempur serangan udara.
Ratusan serdadu bersembunyi di sana, termasuk marinir, Garda Nasional (yang mencakup resimen Azov), penjaga perbatasan, polisi, dan unit pertahanan territorial.
Meski demikian, ada banyak pula warga sipil, yang meliputi perempuan, anak-anak, dan lansia. Mereka bertahan dengan pasokan makanan kian terbatas, tanpa air bersih, dan tidak melihat sinar matahari sama sekali.
Kompleks pabrik baja seluas 10 kilometer persegi memiliki jaringan terowongan yang dirancang untuk berlindung saat perang nuklir terjadi.
Awal bulan ini, para warga sipil tersebut dievakuasi sepenuhnya setelah melalui negosiasi alot yang dikoordinasi PBB dan Palang Merah.
Menurut para pejabat di Moskow, total sebanyak 2.439 petempur Ukraina di pabrik baja yang menyerah ke Rusia.
Sebuah video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, yang belum dapat diverifikasi BBC, memperlihatkan barisan pria tak bersenjata mendekati sejumlah serdadu Rusia di luar pabrik baja dan menyebutkan nama masing-masing. Para serdadu Rusia kemudian menggeledah setiap pria dengan hati-hati.
Para pejabat Ukraina berharap ribuan petempur itu bisa dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tawanan, namun Moskow belum meresponsnya.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan para serdadu tersebut akan diperlakukan “sejalan dengan hukum internasional yang relevan”. Namun, terdapat kekhawatiran di pihak Ukraina mengenai apa yang terjadi terhadap para serdadu jika mereka dalam kendali Rusia.(Nto)