Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan pada hari Senin (23/5), bahwa sekutunya Denmark akan menyediakan sejumlah rudal dan peluncur anti-kapal Harpoon bagi Ukraina. Hal ini sesuai pernyataan Ukraina yang menyebut AS akan membantu Ukraina “menghancurkan” armada Rusia.
“Secara resmi, rudal-rudal itu dimaksudkan untuk membantu “mempertahankan garis pantai Ukraina,” menurut Austin dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, yang berbicara dengan wartawan setelah pertemuan virtual dengan militer Ukraina.
“Panel – yang terdiri dari 47 negara bersedia memasok Kiev dengan senjata sesuai kebutuhan Ukraina yang disampaikan Menteri Pertahanan Alexey Reznikov dan pejabat Kiev lainnya,” kata Austin.
Selain rudal yang dipasok Denmark, Ceko telah menjanjikan helikopter serang, tank, dan beberapa sistem peluncur roket (MLRS). Kiev juga telah meminta artileri jarak jauh, tank dan kendaraan lapis baja, serta drone.
Boeing A /U/RGM-84 Harpoon adalah rudal anti-kapal standar Angkatan Laut AS, dengan perkiraan jangkauan sekitar 300 kilometer. Ini memiliki panduan radar aktif dan skims permukaan sampai mencapai target, pada titik mana ia dapat mengeksekusi manuver “pop-up” dan menyerang dari atas.
Harpoon biasanya diluncurkan dari kapal atau pesawat serang, tetapi peluncur dapat dikeluarkan dari kapal untuk digunakan di darat – yang tampaknya menjadi apa yang ingin dilakukan Denmark.
Pekan lalu, Reuters melaporkan bahwa Pentagon sedang mempertimbangkan untuk mengirimi Ukraina dua jenis senjata yakni Harpoons atau Naval Strike Missiles (NSM), secara langsung atau melalui “sekutunya di Eropa.”
NSM dianggap memadai karena negara-negara NATO yang mengirim peluncur itu kepada Ukraina dan hanya butuh 14 hari untuk melatih operator bagaimana menggunakannya – tetapi memiliki jangkauan yang agak lebih pendek 250 kilometer.
Namun, cerita itu menimbulkan beberapa kontroversi, ketika penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko men-tweet bahwa AS sedang “mempersiapkan rencana untuk menghancurkan Armada Laut Hitam,” mengacu pada kekuatan angkatan laut Rusia yang saat ini berada di lepas pantai Ukraina.
Sebelumnya, AS baru saja melakukan bantuan militer senilai USD 40 miliar lagi ke Kiev, termasuk pengiriman senjata, meskipun ada kekhawatiran oleh beberapa sekutu Eropa bahwa ini dapat menarik NATO ke dalam konfrontasi langsung dengan Rusia. Moskow telah berulang kali memperingatkan aliansi bahwa setiap pengiriman senjata dan pasokan ke Ukraina akan dianggap sebagai target militer yang sah. Rusia telah melakukan serangan rudal udara dan jelajah terhadap fasilitas pasokan Ukraina.
Bulan lalu, Pentagon mengklaim telah memberikan intelijen yang membantu Ukraina meluncurkan serangan rudal terhadap kapal penjelajah Rusia Moskva, kapal induk Armada Laut Hitam. Menurut Kiev dan Washington, Ukraina menembakkan dua rudal Neptunus yang menghantam kapal, yang akhirnya tenggelam. Angkatan Laut Rusia mengatakan bahwa Moskva hilang saat ditarik ke pelabuhan di lautan, setelah ledakan amunisi di atas kapal menyebabkan kebakaran.(Nto)
