Indonesiainside.id, Jakarta – Presiden Amerika Joe Biden hanya bisa mengutuk keras peristiwa penembakan massal di SD Robb, Uvalde, Texas, yang menewaskan 19 anak-anak dan 2 orang dewasa. Insiden penembakan ini merupakan salah satu peristiwa paling tragis di negara Paman Sam dalam satu dekade terakhir.
Total 19 anak dan dua orang dewasa tewas dalam insiden tersebut. Pelaku, Salvador Ramos, merupakan seorang siswa berusia 18 tahun yang tinggal di komunitas setempat.
Sebelum melakukan aksinya dengan membabi buta, Salvador Ramos, lebih dulu menghabisi neneknya dengan timah panas.
“Atas nama Tuhan, kapan kita akan mendukung reformasi hukum kepemilikan senjata (gun lobby)? Ini waktunya mengubah rasa sakit dan kehilangan dalam aksi nyata bagi seluruh orang tua dan warga di negara ini. Ini waktunya beraksi,” kata Biden dilansir AFP.
Selama awal tahun 2022 ini, sudah tercatat sebanyak 38 insiden penembakan di sekolah dan universitas AS. Belum lagi penembakan massal yang terjadi di tempat umum dan belum lama ini terjadi.
Meski demikian, berbagai kejadian yang merenggut nyawa manusia di negara yang mengaku menjunjung tinggi HAM dan menjadi bapak moyangnya demokrasi ini, hukum kepemilikan senjata tidak berubah. Konggres dengan berbagai kepentingan dari produsen senjata berdebat sengit terkait masalah ini hingga regulasi yang ada tetap mempermudah orang mendapatkan senjata.
Sebagian besar legislator, terutama kaum konservatif, masih banyak menganggap kepemilikan senjata merupakan bentuk kebebasan dalam demokrasi.(Nto)