Indonesiainside.id, Jakarta – Masa inkubasi cacar monyet (Monkeypox) biasanya terjadi hingga 16 hari, tetapi dapat mencapai lima hingga 21 hari. Gejala yang terjadi pada 1-3 hari yaitu demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril, menjelaskan, pada fase erupsi atau fase paling infeksius terjadinya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule).
“Kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Biasanya diperlukan waktu hingga tiga minggu sampai periode tersebut menghilang dan rontok,” kata Syahril dalam siaran persnya, dikutip Kamis (26/5/2022).
Upaya pencegahan untuk masyarakat, Syahril mengatakan jika mengalami gejala demam dan ruam agar segera memeriksa diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Masyarakat juga diimbau untuk mematuhi protokol kesehatan dengan menghindari, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
WHO menetapkan cacar monyet saat ini menjadi penyakit yang memerlukan perhatian masyarakat global, karena sebagian besar kasus dilaporkan dari pasien yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemis.
“Sebagian kasus yang terkontaminasi dengan keikutsertaan pada pertemuan besar yang dapat meningkatkan risiko kontak baik melalui lesi, cairan tubuh, droplet, dan benda yang terkontaminasi,” kata Syahril. (Aza)