Indonesiainside.id, Surabaya – Jamaah haji Indonesia menghadapi cuaca panas di Arab Saudi pada musim haji tahun ini. Cuaca panas ekstrem yang akan melanda Makkah dan Madinah perlu diwaspadai, tapi jamaah haji tak perlu khawatir. Bisa jadi cuaca yang pernah dirasakan di daerah asal lebih menyengat dibandingkan di Arab Saudi.
Memang, suhu panas ekstrem di Makkah bisa mencapai 42 derajat celcius dan Madinah saat malam dengan suhu 44 derajat celcius. Yang patut diwaspadai adalah serangan panas (heat stroke). Kondisi lain, perlu penyesuaian cuaca karena iklim yang berbeda dengan di Tanah Air.
Meski begitu, cuaca panas yang kerap melanda Arab Saudi tak perlu terlalu dikhawatirkan. Kondisi panas di Arab dan Indonesia tentu beda. Dalam kondisi panas di Arab, yang paling perlu juga diwaspadai adalah sinar terang yang menyilaukan mata sehingga setiap jamaah perlu membawa kacamata sun glasses.
Selain itu, jamaah jangan sampai menahan haus hingga mengalami dehidrasi. Hal itu bisa memicu terjadinya heat stroke atau serangan panas. Untuk perawatan kulit, jamaah perlu membawa pelembab agar kulit tidak terasa kering.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief meminta petugas kesehatan dari Kementerian Kesehatan memberikan pembekalan khusus untuk petugas dan jamaah terkait mengatasi serangan panas yang kemungkinan akan terjadi di Arab Saudi.
“Misalnya seperti suhu panas ekstrim di Makkah yang dapat mencapai 42 derajat celcius dan Madinah saat malam dengan suhu 44 derajat celcius, saya berharap Kemenkes akan memberikan pembekalan khusus untuk petugas dan jemaah terkait mengatasi serangan panas yang kemungkinan akan terjadi di Arab Saudi,” kata Hilman saat menghadiri Pelantikan dan Pengukuhkan 23 Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi dan Debarkasi Surabaya pada Rabu (25/5/2022) di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Hilman menjelaskan, dalam melakukan koordinasi antarpetugas dibutuhkan komitmen dan tujuan yang diraih, yaitu melayani jamaah. Dengan menjalin komunikasi dan rasa kekeluargaan yang kuat antar kementerian dan lembaga, diharapkan pelayanan jemaah akan selalu optimal dan prima.
“Karena jika nanti ada masalah diluar mitigasi yang kita perkiraan, kita semua dapat saling memberpaiki dan berinovasi ke arah improvisasi solusi terbaik,” jelasnya.
Hilman berharap, petugas yang dilantik ini merupakan yang terbaik sehingga penyelenggaraan haji tahun ini bisa sukses, sehat, dan mabrur.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melantik dan mengukuhkan 23 Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi dan Debarkasi Surabaya pada Rabu (25/5/2022) di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Dalam sambutannya, Khofifah menyatakan menjadi PPIH adalah adalah tugas yang mulia. “Tidak dapat dihitung pahala kebaikan yang dilakukan Bapak/Ibu dengan ikhlas dalam melayani tamu Allah,” tuturnya. (Aza)