Indonesiainside.id, Jakarta – Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat harus melarang senjata gaya serbu dan magasin berkapasitas tinggi untuk mengatasi “pembantaian” kekerasan bersenjata. Biden berbicara setelah serangkaian penembakan massal di negara itu.
Dalam pidato primetime dari Gedung Putih, Biden mengatakan terlalu banyak tempat umum di Amerika telah menjadi “ladang pembunuhan”.
Dia mengatakan jika Kongres tidak dapat melarang senjata semacam itu, Kongres harus berupaya menaikkan usia untuk membelinya dari 18 menjadi 21.
Presiden AS juga menyerukan perluasan pemeriksaan latar belakang federal dan undang-undang bendera merah nasional, yang memungkinkan penegak hukum untuk menghapus senjata dari siapa pun yang dianggap berbahaya.
Tetapi prospek Kongres untuk meloloskan tindakan pengendalian senjata apa pun terlihat tidak pasti, dan Mahkamah Agung AS malah dapat bersiap untuk memperluas hak senjata orang Amerika dalam kasus penting yang sedang dipertimbangkan oleh hakim.
“Ini bukan tentang mengambil senjata siapa pun,” kata Biden.
“Ini bukan tentang mengambil hak siapa pun,” tambahnya. “Ini tentang melindungi anak-anak.”
“Mengapa warga negara biasa bisa membeli senjata serbu yang memuat 30 peluru, yang memungkinkan penembak massal menembakkan ratusan peluru dalam hitungan menit?” lanjut presiden dari Demokrat itu.
Biden juga menyebutkan larangan pada tahun 1994 atas senjata serbu. Namun berakhir setelah 10 tahun, dan perdebatan telah berkecamuk sejak itu tentang apakah itu efektif dalam mengurangi kekerasan senjata.
Pernyataannya muncul setelah penembakan massal di Buffalo, New York, Uvalde, Texas, dan Tulsa, Oklahoma.
Bahkan pidato Biden ini, Kamis (2/6) terjadi saat beberapa orang ditembak dalam serangan di sebuah pemakaman di Racine, Wisconsin.
Kepemilikan senjata pribadi dibolehkan dalam Amandemen Kedua Konstitusi AS.
Sementara di Kongres, sejauh ini perdebatan masih sangat alot. Anggota Kongres Greg Steube, seorang Republikan Florida, bergabung dalam sidang dari rumahnya melalui Zoom dan menunjukkan beberapa pistol dari koleksi pribadinya yang katanya akan dilarang jika undang-undang itu disahkan.
Menurut Arsip Kekerasan Senjata, ada 233 penembakan massal di AS sepanjang tahun ini. Ini mendefinisikan penembakan massal sebagai insiden di mana empat orang atau lebih ditembak atau terbunuh, tidak termasuk si penembak.(Nto)