Indonesiainside.id
No Result
View All Result
Kamis, 7 Juli 2022
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Home Headline

Jalan Lurus Mana yang Kita Pinta?

Azhar Azis
Sabtu, 4 Juni 2022 17:26 WIB
Ilustrasi. Pixabay

Ilustrasi. Pixabay

Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

Kita ini masih lemah, bodoh, terpecah belah, tetapi kenapa masih selalu merasa lebih baik? Renungkanlah. Telusuri lagi, apa kekurangan kita?

Evaluasi diri. Terlalu berbahaya kalau kita selalu merasa lebih baik, tetapi sangat sedikit menelaah diri ke dalam. Jangan sampai Islam yang kita dakwahkan cacat gara-gara penyakit ini, “saya lebih baik”, lalu tidak ada evalusi diri.

Setelah melihat ke belakang, jangan lupa memandang ke depan. Apa dan bagaimana rencana kita ke depan? Bagaimana rencana kerja dakwah dan juga kehidupan rumah tangga kita?

Demikianlah cara mengintrospeksi diri menuju jalan yang lurus, yaitu menapaktilasi jalan para Nabi dan Rasul, juga para sahabat. Ittiba’ itu bukan sekadar ikut tetapi menapaktilasi step by step. Beda sekadar ikut dan menapaki setapak demi setapak jalan yang dilalui para sahabat.

Baca Juga:

Istiqamah (2): Meniti Syariat di Atas Jalan Lurus  

Istiqamah (1): Taat Lahir dan Batin

Jalan manakah yang harus kita tempuh agar selamat di dunia dan sukses di akhirat? Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan, hanya ada satu jalan yang lurus sementara jalan-jalan lainnya adalah terlarang. Ini dijelaskan dalam Surat Al-An’am ayat 153.

Yang pertama adalah:

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ

“Dan bahwa sesungguhnya inilah jalanku yang lurus, maka hendaklah kamu mengikutinya”.

Kedua, adalah jalan-jalan yang terlarang.

وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سبيله

“Janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain daripada Islam) kerana jalan-jalan yang lain itu mencerai-beraikan kamu dari jalan Allah”.

Kata shirath itu tunggal (satu), yaitu satu-satunya jalan yang lurus. Shirath dilekatkan dengan Allah karena itulah satu-satunya jalan, yaitu Jalan Allah, tidak ada jalan lain. Fattabi’uhu, ikutilah jalan lurus itu (shiratan mustaqiman).

Jangan coba-coba memilih jalan hidup yang terlarang. Sangat jelas bahwa as-Subul yang juga berarti jalan-jalan itu adalah jama’ (banyak) dari kata sabil. Artinya, jalan keburukan itu banyak.

Kata Ash-Shirath (الصراط) dalam Al-Qur’an, ada 45 kata pada 45 ayat. Kata shirath semuanya terkait erat antara kata Hidayah.

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون

“Dan bahwa sesungguhnya inilah jalanku yang lurus, maka hendaklah kamu mengikutinya dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain daripada Islam) kerana jalan-jalan yang lain itu mencerai-beraikan kamu dari jalan Allah. Dengan yang demikian itulah Allah perintahkan kamu supaya kamu bertakwa.” (Surah Al-An’am : 153)

Carilah jalan karir yang bisa memperjumpakan kita dengan Allah. Cari jalan yang memasukkan kita ke surga-Nya, bukan melewati jalan yang berbelit-belit. Mustaqiiman yaitu jangan cari jalan yang berbelit-belit tapi jalan yang gampang.

Kata shirath berbentuk tunggal, tidak ada jamakmya. Makna Shirath, yaitu jalan yang dibuat untuk menghubugkan hamba dengan Allah menuju surga-Nya dan itulah jalan Allah sesungguhnya. Karena Allah telah memberikan jalan-Nya, maka wajib kita ikuti, jangan pilih jalan yang ribet.

Adapun makna “mengikuti” bukan sekadar mengikuti, tetapi menapaktilasi, rela bersenang-senang dalam kesusahan. Ikuti jalurnya, maka kita akan mendapatkan kemenangan, kesuksesan, dan bahkan mencapai segala impian, dan meraih kesenangan.

Kemudian, mustaqiman itu adalah yang mu’tadil (lurus), sahl (mudah), mukhtashir (simpel). Maka jangan coba-coba dan kira-kira dalam menjalankan hidup, tapi ikuti shirath mustaqiman, jalan tunggal. Maka Allah akan menjadi penolong dalam menjalankan kehidupan dan tidak akan bisa berbelok. Sampai rahmat Allah berupa surga dunia dan akhirat dirasakan.

Mustaqim itu, lurus, mudah, dan simpel. Jalan yang mana? Yaitu hukum dan aturan yang Allah jelaskan kepada kita. Fattabiuuhu, ikutilah shirath mustaqim itu, hukum-hukum itu. Itu metode hidup kalau ingin berjumpa dengan Allah. Ittiba’ itu adalah jalan para nabi, jalan para Rasul. Kalau tidak ittiba, tidk dalam frame aturan Allah, nanti kacau.

Kalau kita sudah ittiba’, jalannya simpel. Ikuti saja jalan itu supaya kamu mencapai kemenangan dan kesuksesan. Kalau Anda ittiba’, bukan hanya menang, tapi juga sukses dan mencapai angan-angan. Litanaalul fauza wal falaah… Jangan mengikuti jalan yang berbeda dengan jalan ini. Kalau Anda ambil jalan lain, Anda bisa disesatkan, dan dipecahkan ke kiri dan ke kanan. Kalau sudah begitu berarti Anda sudah tersesat. Dengan begitu, Anda tidak akan menjumpai Allah Ta’ala. Jalan hidup jangan dikira-kira. Jangan dicoba-coba.

Yang demikian itu, jika semuanya dilaksanakan secara ilmu dan perbuatan, maka jadilah hamba Allah yang beruntung. Keuntungan kita berada di jalan itu, Allah yang menjaga kita.

Keberuntungan bagi orang yang berada di jalan lurus itu, ia tidak bisa kemana-mana karena Allah. Covernya (penampilan) kelihatannya sama, tapi sebenarnya beda. Mindset orang yang sudah ter-Qur’ankan sudah beda selera dan rasanya.

Memang berat awalnya, tapi jalan hidup ini menarik. Siapa yang mau menyiapkan pundak untuk ummat ini? Ini bukan pekerjaan mudah. Hidup ini hanya sekali, pilihlah jalan Rasul, bergaya hidup para shalilihin, menapaktilasi para sahabat. Itulah sebaik-baik jalan. Jadi kalau cari karier, jangan ambil karier yang dikira-kira dan dicoba-coba, tapi ambil yang jelas.

Ini semua demi menanamkan mental kita semua. Ini untuk pemantapan saja. Semua yang berada di unit, ihdhina shiratal mustaqim. Keluar pagi, kita tidak berpikir mau makan apa, tetapi mau memberikan apa kepada ummat? (Aza)

Tags: ittiba'jalan lurusShirat mustaqimSunnah Nabi
Berita Sebelumnya

Pada Akidah yang Benar Ada Akhlak yang Terpuji

Berita Selanjutnya

29 KK Terdampak Angin Puting Beliung di Desa Tanjung Pasir Tangerang

Rekomendasi Berita

Jangan Tunggu Tua Baru Mau Naik Haji
Headline

Manifestasi Hidup dan Mati dalam Haji

7 Juli 2022
aksi cepat tanggap
Headline

60 Rekening ACT Diblokir, Izin PUB Dicabut, Lembaga Serupa Siap-Siap!

6 Juli 2022
Bupati Tangerang: Setiap Tahun Ada PJU Baru, tapi Mati Gara-gara Kabelnya Dicuri
Headline

Bupati Tangerang: Setiap Tahun Ada PJU Baru, tapi Mati Gara-gara Kabelnya Dicuri

6 Juli 2022
Pentingnya Literasi Politik Islam
Headline

Jangan Ketinggalan, Saksikan Video-Video Kajian Tafsir dan Fiqih Qurban oleh Ustadz Fahmi Salim

6 Juli 2022
Dulu dan Sekarang, Pergeseran Peran Pemandu Jemaah Calon Haji di Makkah (Bagian 1)
Headline

Haji: Perjalanan Hati (1)

6 Juli 2022
Adam Muhammad, Setahun Jalan Kaki dari Inggris ke Makkah untuk Haji
Headline

Adam Muhammad, Setahun Jalan Kaki dari Inggris ke Makkah untuk Haji

6 Juli 2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Pesantren Bukan Kerajaan, Kiai Lindungi Anaknya yang DPO Polda Jatim!

06/07/2022 13:36

Bupati Tangerang: Setiap Tahun Ada PJU Baru, tapi Mati Gara-gara Kabelnya Dicuri

06/07/2022 16:40
aksi cepat tanggap

60 Rekening ACT Diblokir, Izin PUB Dicabut, Lembaga Serupa Siap-Siap!

06/07/2022 22:33

Risalah

Jangan Tunggu Tua Baru Mau Naik Haji
Headline

Manifestasi Hidup dan Mati dalam Haji

7 Juli 2022
Pentingnya Literasi Politik Islam
Headline

Jangan Ketinggalan, Saksikan Video-Video Kajian Tafsir dan Fiqih Qurban oleh Ustadz Fahmi Salim

6 Juli 2022
Dulu dan Sekarang, Pergeseran Peran Pemandu Jemaah Calon Haji di Makkah (Bagian 1)
Headline

Haji: Perjalanan Hati (1)

6 Juli 2022
Covid-19 Lahirkan Miliarder Baru Setiap 30 Jam, Mereka Mengambil Untung di Atas Derita Orang lain
Risalah

4 Yang Membuat Orang Sombong: Tambahnya Harta, Ilmu dan Taat

4 Juli 2022

Berita Terkini

Jangan Tunggu Tua Baru Mau Naik Haji

Manifestasi Hidup dan Mati dalam Haji

07/07/2022 08:35
aksi cepat tanggap

60 Rekening ACT Diblokir, Izin PUB Dicabut, Lembaga Serupa Siap-Siap!

06/07/2022 22:33
Bupati Tangerang: Setiap Tahun Ada PJU Baru, tapi Mati Gara-gara Kabelnya Dicuri

Bupati Tangerang: Setiap Tahun Ada PJU Baru, tapi Mati Gara-gara Kabelnya Dicuri

06/07/2022 16:40
Pentingnya Literasi Politik Islam

Jangan Ketinggalan, Saksikan Video-Video Kajian Tafsir dan Fiqih Qurban oleh Ustadz Fahmi Salim

06/07/2022 16:06
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved