Malu bertanya sesat di jalan. Namun, bertanya kepada orang yang tidak mengerti bahasa kita atau sebaliknya, inilah yang menjadi masalah. Bahkan, menjadi salah satu masalah terbesar bagi jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Maka disebutlah jamaah haji “tersesat”.
Dalam KBBI, kata sesat artinya tidak melalui jalan yang benar, salah jalan, salah (keliru), berbuat yang tidak senonoh, atau menyimpang dari kebenaran (tentang agama dan sebagainya). Namun, dalam istilah agama, kata tersesat bermakna salah akidah atau melenceng dari ajaran Islam.
Inilah yang kerap menimbulkan ambiguitas dalam pemaknaan “Jamaah Haji Tersesat” yang bisa berarti salah jalan atau kesasar dan juga bermakna salah akidah atau salah ajaran. Istilah ini banyak ditemui khususnya bagi jamaah haji di Arab Saudi, terutana di Makkah dan Madinah. Bahkan, ada sektor khusus menangani “jamaah tersesat” ini.
Sebenarnya paling pas disebut jamaah kesasar, karena rata-rata mereka memang kesasar, tidak tahu jalan pulang, atau bingung sedang berada di mana. Meski berada di Masjidil Haram, gara-gara salah pintu atau terpisah dari rombongan, jamaah bisa kebingungan hingga salah jalan dan akhirnya tidak tahu pulang.
Menggunakan istilah jamaah kesasar lebih pas karena tidak mengandung ambiguitas atau bermakna ganda. Penyebutan jamaah tersesat tentu tidak salah, tetapi istilah ini mengandung makna multitafsir yang terkesan negatif.
Di Makkah atau Madinah, fenomena jamaah kesasar tidak sedikit. Baru-baru ini, di Madinah saja sudah banyak jamaah yang tersesat di jalan, bahkan di lingkungan Masjid Nabawi. Terlebih nanti di Makkah, di Masjidil Haram yang sangat luas dan padat jamaah.
Di Madinah, walau sudah beberapa hari tinggal di Kota Nabi tersebut, masih sering ditemukan jamaah calon haji Indonesia yang tidak tahu arah pulang ke hotel.
“Sampai saat ini, masih banyak jemaah yang diketahui bingung arah pulang ke hotel atau pemondokannya. Hal itu setelah habis salat di Masjid Nabawi atau setelah keluar hotel,” jelas Sekretaris Daker Madinah Abdillah MT di Madinah, dipantau dari laman resmi Kemenag, Selasa (14/6/2022).
Sebagian besar jamaah yang lupa arah pulang, tidak membawa kartu nama hotel yang sudah dibagikan. Padahal, itu bisa menjadi sarana untuk bertanya kepada petugas yang ada di sekitaran Masjid Nabawi.
“Mereka kebanyakan jamaah yang belum pernah umrah atau berhaji. Mereka biasanya tidak memperhatikan orientasi arah khususnya terkait pintu di Masjid Nabawi,” lanjutnya.
Akan hal ini, Abdillah membagikan sejumlah tips yang bisa dilakukan jemaah jika kelupaan arah pulang ke hotelnya.
- Tetap tenang, tidak perlu panik. Sebab, banyak petugas di sekitar Masjid Nabawi.
- Tunjukkan kartu nama hotel saat bertanya kepada petugas yang ada di sekitar Masjid Nabawi.
- Kenali patokan atau penanda yang mengarah pada hotel tempat tinggal.
“Cari petugas sektor khusus Nabawi, pakai rompi hitam bertuliskan Petugas Haji Indonesia,” katanya. (MCH/ Aza)