Homoseks adalah perbuatan keji dan termasuk dosa besar. Juga merusak etika, fitrah manusia, agama, dunia, bahkan merusak kesehatan jiwa.
Allah SWT telah mengecam homoseks dengan siksa yang maksimal. Allah SWT membalikkan bumi terhadap kaum Luth yang telah keterlaluan menjalankan homoseks. Allah SWT juga menghujani batu yang menyala kepada meraka atas perbuatan yang menjijikkan itu.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menerangkan betapa dahsyatnya siksa bagi para pelaku homoseksual agar kita semua menjauhi perilaku kotor itu. Allah SWT berfirman, Ayat 80-84, tentang Kisah Nabi Luth ‘alaihis salam.
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (٨٠) إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (٨١) وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوهُمْ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ (٨٢) فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ (٨٣) وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ (٨٤
80. Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini).
81. Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”
82. Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, “Usirlah mereka (Luth dan pengikutnya) dari negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.”
83. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya[4] kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).
84. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu)[5]. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.
Allah SWT mengingatkan kisah Luth -yang merupakan keponakan dari Nabi Ibrahim-, ketika dia berkata kepada kaumnya untuk mengingkari dan mengolok perbuatan keji yang mereka lakukan: “Mengapa kalian berbuat kejahatan yang sangat buruk dan keji?” yaitu dengan mendatangi sesama laki-laki dari duburnya. Kemudian dia mengolok-olok mereka dengan menyebutkan bahwa mereka adalah kaum yang pertama kali melakukan kekejian itu dari golongan jin dan manusia. (Aza)
Sumber: Fikih Sunnah Jilid 9, Sayyid Sabiq