Indonesiainside.id, Jakarta – Salah seorang jenderal top Amerika memperingatkan agresifnya militer China di dunia dan Kawasan Laut China Selatan (LCS). Dia mengatakan, negeri komunis itu semakin liar bermanuver dan seringkali berbenturan dengan pasukan militer lain yang beroperasi di kawasan Asia-Pasifik.
Kondisi ini menjadikan China sebagai ancaman yang lebih besar bagi AS dan sekutunya.
“Pesannya adalah, militer Tiongkok, di udara dan di laut, telah menjadi jauh lebih dan terasa lebih agresif di wilayah khusus ini,” kata Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan, selama kunjungannya ke Indonesia, dilansir RT.com, Selasa (26/7).
Milley mengatakan bahwa intersepsi pesawat terbang dan kapal AS dan sekutu oleh pasukan Tiongkok telah meningkat secara signifikan selama lima tahun terakhir. Jumlah interaksi semacam itu yang dianggap “tidak aman” oleh Pentagon dan telah meningkat belakangan ini.
Jenderal Milley baru-baru ini juga memerintahkan stafnya untuk menyusun laporan yang merinci interaksi antara pasukan Tiongkok dan AS serta sekutunya di kawasan itu.
Dalam satu insiden seperti itu bulan lalu, seorang pilot jet J-16 China diduga membahayakan awak pesawat pengintai Australia di wilayah udara internasional di atas Laut China Selatan. Pilot diduga memotong di depan pesawat dan melepaskan seikat sekam berisi potongan-potongan kecil aluminium, beberapa di antaranya tersedot ke dalam mesin pesawat Australia.
Para pejabat AS semakin menyuarakan keprihatinan atas kebijakan militer dan luar negeri China, termasuk penolakannya untuk bergabung dalam memberikan sanksi kepada Rusia atas krisis Ukraina.
Beijing juga sedang membangun pangkalan militernya lima hingga enam kali lebih cepat daripada Washington dan melakukannya dengan biaya yang jauh lebih rendah. Dia berpendapat bahwa ambisi geopolitik Tiongkok adalah ancaman eksistensial terhadap kehidupan dunia dan terhadap kebebasan.
Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa AS menghasut konflik Rusia-Ukraina. Para pejabat China juga menuduh Washington meningkatkan ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, termasuk ikut campur dengan Taiwan, yang oleh Beijing dianggap sebagai provinsi yang memisahkan diri.
Para pejabat China dilaporkan memperingatkan pemerintahan Presiden Joe Biden tentang kemungkinan tanggapan militer jika Ketua DPR AS Nancy Pelosi melanjutkan kunjungan yang direncanakan ke Taiwan bulan depan.
Milley singgah di Indonesia sebagai bagian dari perjalanan melalui kawasan Asia-Pasifik, yang berpuncak pada pertemuan para kepala pertahanan akhir pekan ini di Sydney. Di antara kekhawatiran yang kemungkinan akan dibahas adalah perjanjian keamanan baru China dengan Kepulauan Solomon, yang ditandatangani pada April.
AS dan Australia telah khawatir bahwa China mungkin mencoba membangun pangkalan militer di Kepulauan Solomon.
“Ini adalah area di mana China mencoba melakukan penjangkauan untuk tujuan mereka sendiri. Dan sekali lagi, ini mengkhawatirkan karena China tidak melakukannya hanya karena alasan damai,” kata Milley. (Nto)