Indonesiainside.id, Jeddah – Garuda Indonesia diminta bertanggung jawab atas keterlambatan penerbangan pesawat yang akan membawa jamaah haji Indonesia. Selain itu, harus membenahi layanan dan melakukan persiapan yang lebih baik ke depnan.
Sebelumnya, jamaah kloter 1 Embarkasi Banjarmasin (BDJ 1) mengalami delay selama 24 jam. Kali ini, giliran jamaah kloter 6 Embarkasi Medan (MES 6) yang mengalami keterlambatan penerbangan hingga 12 jam. Delay ini juga berdampak pada keberangkatan kloter 7 Embarkasi Medan (MES 7).
Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab menyayangkan terjadinya keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia yang membawa jamaah haji. Menurut dia, ini bukan keterlambatan yang pertama. Padahal, kata Saiful, saat ini baru fase pemulangan jamaah gelombang pertama. Pemulangan gelombang kedua nanti harus lebih baik dan lebih siap.
“Saya berharap hal seperti ini tidak terulang kembali. Saya minta Garuda Indonesia untuk melakukan persiapan lebih baik lagi dalam menyambut fase pemulangan jamaah haji Indonesia gelombang kedua dari Madinah,” kata Saiful Mujab di Makkah, dipantau dari laman Kemenag, Jumat (29/7/2022).
Sebelumnya, Garuda kembali mengonfirmasi adanya keterlambatan penerbangan pesawat yang akan membawa jamaah haji Indonesia. Garuda berkirim surat, menginformasikan adanya keterlambatan keberangkatan MES 6. Karena sudah di Bandara, Garuda memberikan layanan akomodasi dan transportasi di Jeddah selama jemaah menunggu keberangkatan,” katanya.
Sesuai kesepakatan, kata dia, Garuda harus menanggung akomodasi dan transportasi jamaah haji sebagai dampak atas delay atau keterlambatan penerbangan. Selain MES 6, dalam suratnya, Garuda juga meminta agar keberangkatan MES 7 dari Makkah ditunda terlebih dahulu. Artinya, keberangkatan MES 7 juga terdampak oleh delay yang dialami MES 6.
“Kita juga sudah sepakat, bila jamaah tertahan di Makkah, maka segala bentuk fasilitasinya juga menjadi tanggung jawab Garuda,” jelas Saiful. (Aza)