Indonesiainside.id, Moskow – Mayoritas negara-negara Eropa mengutuk tindakan Rusia menyerang Ukraina. Hal ini bahkan berimbas ke berbagai sanksi ekonomi dan pribadi ke sejumlah pejabat Rusia.
Namun, langkah ini tidak membuat Austria mengikuti negara benua Eropa lainnya. Pemerintah Austria tetap tidak mau melintasi pagar kebijakannya untuk tetap netral. Austria juga tidak memiliki rencana untuk bergabung dengan NATO meskipun perang sedang berlangsung.
Austria, anggota Uni Eropa (UE), bermitra dengan NATO dalam berbagai kapasitas dan negara tersebut menjadi lebih terintegrasi ke dalam kerangka keamanan UE.
Dalam konteks ini, beberapa analis menyebut Austria pada dasarnya sebagai pengendara bebas, hanya bertahan dengan keberuntungan sambil tetap berada di luar NATO.
Hampir enam bulan dalam krisis Ukraina , tidak ada perdebatan serius di Austria tentang upaya bergabung dengan NATO, seperti langkah yang tengah ditempuh Finlandia dan Swedia.
Delapan puluh persen orang Austria mendukung untuk tetap berada di luar aliansi Barat sementara semangat netralitas tetap populer di kalangan politisi Austria di seluruh spektrum.
Pada 7 Maret, Kanselir Karl Nehammer, seorang politisi konservatif, mentweet bahwa netralitas Austria “tidak untuk diperdebatkan” dan pemimpin Partai Sosial Demokrat Austria (SPO) kiri-tengah, Pamela Rendi-Wagner, sering menyebut netralitas Wina “ tidak bisa ditawar.”
Partai Kebebasan Austria (FPO) sayap kanan memiliki posisi pro-netralitas yang sama dan begitu pula Partai Hijau pasifis.
“Setelah pengalaman mengerikan dari dua Perang Dunia dan rezim teror Nazi, netralitas berakar kuat dalam pola pikir penduduk Austria,” Wolfgang Pusztai, mantan atase pertahanan Austria, seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (16/8).
Sejak 1950-an, netralitas telah lama dikaitkan dengan kebebasan Austria.
Setelah Perang Dunia II, pemenang konflik membagi Austria di bawah zona pendudukan. Kemudian pada tahun 1955, AS, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet menandatangani Perjanjian Negara Austria, yang mengharuskan Austria untuk menyatakan netralitas permanen dan ada sebagai zona penyangga antara Barat dan Timur. (Nto)