Salah satu sifat tidur Rasulullah SAW adalah tidur di awal malam dan bangun pada akhir malam. Karena itu, amalan sunnah di akhir malam menjadi amalan utama dan dicintai dalam Islam.
Di saat akan tidur, Rasulullah SAW meletakkan telapak tangan kanannya di bawah pipi kanannya, seraya berdoa dibaca tiga kali:
رب قني عذابك يوم تبعث عبادك
“Ya Allah hindarkanlah aku dari azab pada hari dibangkitkannya hamba-hamba-Mu.” (1)
Lalu Beliau membaca:
“باسمك اللهم أموت وأحيا”
“Dengan nama-Mu, ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (2)
Di setiap malam, beliau juga mengumpulkan telapak tangannya dan mengepulkannya dan membaca di dalamnya tiga surat “Qul” Yaitu Surat Al-Ikhkas, Surat Al-Falaq, dan Surat An-Naas. Masing-masing dibaca tiga kali. Kemudian beliau mengusap badannya sebanyak yang dia bisa, dimulai dengan kepala, wajah, dan bagian depan tubuhnya. (3)
Al-Nawawi berkata dalam Al-Adhkar: Al-Nafth adalah embusan lembut tanpa air liur. Dan dia SAW melakukannya untuk menjaga diri dalam kesehatan dan penyakit. Beliau memerintahkan pula para sahabatnya untuk tekun melakukan hal itu. Sehingga mereka tidak tunduk pada gangguan dan godaan setan.
Dari Abu Qatada radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbaring di sisi kanannya di malam hari. Ketika dia bangun dari tidurnya, dia berkata:
الحمد لله الذي أحيانا بعد ما أماتنا وإليه
النشور
“Segala puji bagi Allah yang kadang-kadang setelah Dia mematikan kita, dan kepada-Nyalah dibangkitkan”.(4)
1). Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad atas otoritas Al-Bara bin Azib, Al-Nasa’i dalam pekerjaan siang dan malam, dan Ibn Hibban, dan itu disahkan oleh Al-Hafiz dalam Al-Fath.
2). Diriwayatkan oleh Al-Bukhari.
3). Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Kedokteran, dan Al-Tirmidzi dari Aisha, semoga Allah meridhoinya.
4). Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.