Indonesiainside.id, Jakarta – Seorang komandan militer Iran mengatakan pihaknya telah mengembangkan pesawat tak berawak jarak jauh yang dirancang khusus untuk menargetkan kota-kota Israel Tel Aviv dan Haifa, Anadolu News Agency melaporkan.
Brigadir Jenderal Kiomars Heidari, Komandan pasukan darat tentara Iran, membuat pernyataan dalam sebuah program yang disiarkan di TV Negara Minggu malam, di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Dia mengatakan drone Arash-2, yang merupakan versi terbaru dari Arash-1, adalah “burung unik” yang telah dikembangkan untuk tujuan “menghancurkan” Israel, menggambarkannya sebagai “rezim pembunuh anak”.
Panglima militer berpangkat tinggi mengatakan pesawat tak berawak itu telah diserahkan kepada pasukan darat tentara dan kemampuannya akan dipamerkan dalam latihan militer di masa depan.
Heidari mengatakan Arash-2 memiliki “kemampuan unik” dan memiliki daya tahan yang lebih baik.
Dia mengatakan salah satu fitur utamanya adalah bahwa itu adalah “pengintai” dan mampu mengenai tempat yang persis sama dengan rudal balistik, Fath.
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara dua musuh regional lama dengan serangan sabotase rahasia di dalam Iran dan intensifikasi serangan Israel terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran di Suriah.
Iran juga menyalahkan Israel karena mengganggu negosiasi yang sedang berlangsung antara Teheran dan Washington, yang dimediasi oleh Uni Eropa, untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, pada hari Minggu berterima kasih kepada Prancis, Inggris dan Jerman atas “posisi tegas” mereka di Iran, sehari setelah kekuatan Eropa menyalahkan Teheran karena “membahayakan” pembicaraan.
Heidari mengatakan militer Iran saat ini memiliki drone strategis dalam jangkauan yang berbeda, termasuk dalam jangkauan 2.000 km, serta rudal strategis.
Dia lebih lanjut menyatakan bahwa pasukan darat tentara adalah kekuatan “terbesar, paling lengkap dan paling beragam” dalam hal teknologi dan peralatan, sambil menunjuk pada kekuatan helikopter yang “tak tertandingi”.
Mengenai kerja sama antara tentara dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), pejabat militer itu mengatakan bahwa kedua kekuatan itu “saling melengkapi” dan bekerja dalam “sinergi”.(Nto)