Indonesiainside.id, Gaza – Para pemimpin Hamas dan gerakan perlawanan Jihad Islam menyerukan meningkatkan persatuan dan konfrontasi militer dengan rezim Israel di tengah gelombang baru agresi Israel terhadap Palestina.
Sebuah pertemuan diadakan pada hari Jumat di ibukota Libanon Beirut antara delegasi Hamas yang dipimpin oleh Fathi Hammad, anggota biro politik kelompok, dan delegasi Jihad Islam yang dipimpin oleh sekretaris jenderal Ziad al-Nakhala.
Kedua belah pihak menegaskan bahwa pembebasan tanah Palestina pada tahap ini membutuhkan upaya untuk menyatukan kekuatan perlawanan, meningkatkan konfrontasi dengan pasukan pendudukan, dan memaksa rezim untuk mundur dari seluruh tanah Palestina, Palestine Today melaporkan.
Mereka juga menekankan bahwa al-Quds adalah “ibu kota abadi” Palestina dan akan tetap menjadi simbol persatuan bagi rakyat Palestina.
Pertemuan itu terjadi beberapa hari setelah kunjungan bersejarah antara pejabat Hamas dan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus.
Delegasi tingkat tinggi Palestina bertemu dengan Assad pada hari Rabu, dalam kunjungan pertama dalam lebih dari satu dekade ketika kedua belah pihak berusaha untuk merevitalisasi hubungan mereka.
Wakil kepala biro politik Hamas di Jalur Gaza yang terkepung, Khalil al-Hayya, yang memimpin delegasi, mengatakan semangat perlawanan dibangkitkan di dunia Arab setelah kunjungan bersejarah mereka ke Damaskus.
“Hubungan dengan Suriah akan memberi kekuatan pada Poros Perlawanan dan semua orang yang percaya pada perlawanan,” kata al-Hayya.
Upaya untuk meningkatkan perlawanan datang ketika pasukan Israel baru-baru ini melakukan serangan dan pembunuhan semalam di Tepi Barat yang diduduki utara, terutama di kota Jenin dan Nablus, di mana kelompok baru pejuang perlawanan Palestina telah dibentuk.
Sementara itu, didorong oleh kekuatan militer, Zionis yang tinggal di pemukiman ilegal juga terlibat dalam serangan terhadap orang-orang Palestina dan lingkungan sekitarnya.(Nto)
