NEW YORK – Pentagon menyebut China terus dengan cepat membangun persediaan hulu ledak nuklirnya. Hal ini disebut dalam laporan tahunan terbaru Pentagon tentang militer China yang sekarang memperkirakan China dapat memiliki sebanyak 1.500 hulu ledak nuklir pada tahun 2035.
AS juga prihatin dengan apa yang digambarkan oleh seorang pejabat senior pertahanan sebagai pembentukan “normal baru” China dari aktivitas militer yang meningkat di sekitar Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke negara itu pada bulan Agustus.
Laporan tahunan yang dimandatkan oleh kongres tersebut menegaskan kembali penilaian Strategi Pertahanan Nasional AS bahwa Tiongkok “menyajikan tantangan yang paling konsekuensial dan sistemik terhadap keamanan nasional AS dan sistem internasional yang bebas dan terbuka. ”
“Berdasarkan garis tren dalam laporan tersebut, saya pikir kita dapat menilai bahwa RRT (Republik Rakyat Tiongkok) semakin beralih ke PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) sebagai salah satu instrumen utama tata negara yang ingin digunakannya untuk mengejar kepentingannya,” kata seorang pejabat senior pertahanan kepada wartawan tentang laporan tersebut.
“Dan itu memiliki implikasi serius bagi kepentingan keamanan AS, kepentingan sekutu dan mitra kami, dan bagi tatanan berbasis aturan internasional secara lebih luas.”
Laporan Pentagon tahun lalu menyoroti bahwa China telah menggerakkan peningkatan empat kali lipat persenjataan nuklirnya dan memproyeksikan bahwa dapat memiliki 700 hulu ledak nuklir pada tahun 2027 dan mungkin 1.000 pada tahun 2030.
Laporan baru yang dirilis pada hari Selasa (29/11) menggambarkan China sekarang memiliki lebih dari 400 hulu ledak nuklir dan mempercepat pembangunan persenjataannya, sehingga diproyeksikan China dapat memiliki 1.500 hulu ledak pada tahun 2035. Meski, jauh lebih sedikit dari persediaan 3.750 hulu ledak nuklir Amerika Serikat yang mampu dikerahkan melalui ratusan rudal berbasis darat dan laut serta armada pembom strategis.
China telah secara terbuka menetapkan 2027 sebagai target bagi militernya untuk memiliki kemampuan merebut Taiwan.
Tahun 2035 ditargetkan untuk penyelesaian modernisasi PLA dan tahun 2049 sebagai tahun dimana militer China menjadi kekuatan global.(Nto)