GAZA – Kantor berita Al Jazeera telah mengajukan gugatan di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) atas pembunuhan jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh. Media ini mengatakan ada bukti baru yang menunjukkan dia dibunuh oleh pasukan Israel.
Jaringan media yang berbasis di Qatar itu menegaskan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (6/12) bahwa tim hukumnya telah melakukan penyelidikan penuh dan terperinci atas kasus tersebut dan telah menemukan bukti baru berdasarkan beberapa laporan saksi mata dan rekaman video yang dengan jelas menunjukkan Abu Akleh dan rekan-rekannya langsung ditembaki dalam “pembunuhan yang disengaja” oleh pasukan Israel.
Pernyataan itu selanjutnya mengatakan bahwa klaim oleh otoritas Israel bahwa jurnalis Palestina itu terbunuh secara tidak sengaja dalam baku tembak “sama sekali tidak berdasar.”
“Bukti yang diajukan ke Kantor Kejaksaan (OTP) menegaskan, tanpa keraguan, bahwa tidak ada tembakan di daerah di mana Abu Akleh berada, selain pasukan Israel yang menembak langsung ke arahnya,” tambahnya.
“Bukti menunjukkan bahwa pembunuhan yang disengaja ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk menargetkan dan membungkam Al Jazeera,” kata pernyataan tersebut.
Jaringan tersebut juga mengatakan “Al Jazeera menegaskan kembali komitmennya untuk mencapai keadilan bagi Abu Akleh dan untuk mengeksplorasi semua jalan untuk memastikan bahwa para pelaku dimintai pertanggungjawaban dan diadili.”
Rodney Dixon KC, seorang pengacara Al Jazeera, meminta ICC untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat langsung dalam pembunuhan Abu Akleh dan mengajukan tuntutan terhadap mereka.
“Kami meminta penyelidikan yang mengarah pada tuntutan yang diajukan dan mereka yang bertanggung jawab dituntut,” kata Dixon.
Abu Akleh ditembak di kepala dan dibunuh oleh pasukan tentara Israel pada 11 Mei saat dia meliput serangan mereka di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki. Pada saat pembunuhannya, jurnalis berusia 51 tahun itu mengenakan pakaian pers yang mudah dikenali.
Berbagai investigasi oleh organisasi independen dan media telah menyimpulkan bahwa Abu Akleh sengaja ditembak oleh pasukan Israel.
Menyusul penyangkalan panjang, militer Israel akhirnya mengakui pada bulan September bahwa Abu Akleh mungkin “secara tidak sengaja” terbunuh oleh tembakan Israel yang diarahkan “ke arah tersangka yang diidentifikasi sebagai orang bersenjata Palestina.”
Pejabat Palestina dan keluarga Abu Akleh mengatakan mereka yakin dia dibunuh dengan sengaja oleh pasukan Israel dan menolak pernyataan Israel bahwa ada pejuang Palestina di sekitar tempat dia berdiri.
Banyak saksi dan penyelidikan atas insiden tersebut juga membantah klaim Israel, dengan mengatakan tidak ada pejuang Palestina di sekitar saat pembunuhan itu terjadi.
Keluarga Abu Akleh telah mengajukan pengaduan resmi ke ICC untuk menuntut keadilan atas pembunuhan berdarah dinginnya.(Nto)