TEHERAN – Pihak berwenang Iran menangkap salah satu aktris paling terkenal di negara itu pada Sabtu (17/12) atas tuduhan menyebarkan kebohongan tentang protes nasional yang mencengkeram negara itu.
Laporan media pemerintah IRNA mengatakan Taraneh Alidoosti, bintang film pemenang Oscar “The Salesman,” ditahan selama seminggu setelah dia membuat postingan di Instagram yang menyatakan solidaritas atas seorang pendemo yang baru-baru ini dieksekusi karena kejahatan yang diduga dilakukan selama protes.
Pengumuman itu adalah yang terbaru dari serangkaian penangkapan selebritas, yang mencakup pesepakbola, aktor, dan influencer, sebagai tanggapan atas dukungan terbuka mereka untuk demonstrasi anti-pemerintah yang kini memasuki bulan ketiga.
Menurut laporan yang diterbitkan di Telegram resmi media pemerintah, Alidoosti ditangkap karena dia tidak memberikan ”dokumen apapun sesuai dengan klaimnya.”
Dikatakan bahwa beberapa selebritas Iran lainnya juga telah diperiksa oleh badan peradilan karena menerbitkan konten yang provokatif dan beberapa telah ditangkap.
Sementara itu Taraneh Alidoosti dalam postingannya menuliskan pesan: ”Namanya Mohsen Shekari. Setiap organisasi internasional yang menyaksikan pertumpahan darah ini dan tidak mengambil tindakan, adalah aib bagi umat manusia.”
Shekari dieksekusi pada 9 Desember setelah didakwa oleh pengadilan Iran memblokir jalan di Teheran dan menyerang seorang anggota pasukan keamanan negara itu dengan parang.
Pada bulan November, Hengameh Ghaziani dan Katayoun Riahi, dua aktris terkenal Iran lainnya, ditangkap oleh pihak berwenang karena mengungkapkan solidaritas dengan pengunjuk rasa di media sosial.
Voria Ghafouri, seorang pemain sepak bola Iran, juga ditangkap bulan lalu karena “menghina tim sepak bola nasional dan mempropagandakan pemerintah secara negatif.” Ketiganya telah dibebaskan.
Sejak September, Alidoosti (38th) terang-terangan mengungkapkan solidaritasnya kepada pengunjuk rasa setidaknya dalam tiga postingan di Instagram. Akunnya, yang memiliki sekitar 8 juta pengikut, telah ditangguhkan. Pekan lalu, Iran mengeksekusi tahanan kedua, Majidreza Rahnavard, sehubungan dengan protes tersebut. Tubuh Rahnavard dibiarkan tergantung di derek konstruksi sebagai peringatan mengerikan bagi orang lain.
Otoritas Iran menuduh Rahnavard menikam dua anggota pasukan paramiliternya.
Baik Shekari dan Rahnavard dieksekusi kurang dari sebulan setelah mereka didakwa, menggarisbawahi kecepatan di mana Iran sekarang melaksanakan hukuman mati yang dijatuhkan atas dugaan kejahatan terkait demonstrasi.
Aktivis mengatakan setidaknya selusin orang telah dijatuhi hukuman mati dalam sidang tertutup. Iran adalah salah satu algojo top dunia.
Iran telah diguncang oleh protes sejak kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun pada 16 September, yang meninggal setelah ditahan oleh polisi moralitas.
Protes sejak itu berubah menjadi salah satu tantangan paling serius terhadap teokrasi Iran yang dijalankan sejak Revolusi Iran 1979. Alidoosti sebelumnya mengkritik pemerintah Iran dan kepolisiannya sebelum protes tahun ini.
Pada Juni 2020, dia dijatuhi hukuman penjara lima bulan yang ditangguhkan setelah dia mengkritik polisi di Twitter pada tahun 2018 karena menyerang seorang wanita yang telah melepas jilbabnya.
Setidaknya 495 orang tewas dalam demonstrasi di tengah tindakan keras keamanan, menurut Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran, sebuah kelompok yang telah memantau protes sejak dimulai. Lebih dari 18.200 orang telah ditahan oleh pihak berwenang. (Nto)