JAKARTA – Vaksin BioNTech batch Jerman dikirim ke China, menjadi dosis vaksin asing pertama yang dibawa ke negara itu dalam hampir tiga tahun.
Seorang juru bicara pemerintah Jerman pada 21 Desember mengkonfirmasi bahwa negara tersebut telah mengirimkan batch vaksin Covid-19 BioNTech ke China, tetapi tidak merinci waktu pengiriman dan jumlah vaksin.
Juru bicara itu menambahkan bahwa Jerman juga mempromosikan penggunaan vaksin ini untuk sekitar 20.000 orang asing yang tinggal di China, termasuk warga negara non-Jerman, jika mereka membutuhkan.
Selama kunjungan Perdana Menteri Olaf Scholz ke Beijing bulan lalu, China setuju untuk mengizinkan warga Jerman di negara itu menerima vaksin Covid-19 buatan Jerman.
Dalam sebuah surat kepada warga Jerman di China, Berlin mengatakan akan memberikan vaksin Covid-19 gratis, yang telah disetujui untuk digunakan di Uni Eropa (UE), kepada siapa saja yang berusia di atas 12 tahun. Vaksinasi untuk anak di bawah usia 12 tahun dapat dilakukan sesudahnya.
Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, vaksin BioNTech ini akan dikirim ke perusahaan Jerman dan misi diplomatik di China. Pejabat juga sedang bernegosiasi dengan pemerintah UE lainnya tentang penyediaan vaksin untuk warga negara UE.
Sumber itu menambahkan bahwa otoritas China perlu menyetujui perluasan penggunaan kumpulan vaksin ini di luar warga negara Jerman. Sebagai imbalannya, warga negara China di Eropa dapat menerima vaksin SinoVac China, menurut juru bicara tersebut.
China sejauh ini hanya menggunakan vaksin Covid-19 domestik, yang tidak didasarkan pada teknologi mRNA Barat. Negara itu telah mulai mengendurkan peraturan penguncian dan pengujiannya, setelah hampir tiga tahun menerapkan kebijakan “Zero Covid” secara ketat.
Penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 20 Desember mengatakan masih terlalu dini untuk menyatakan fase darurat Covid-19 berakhir, karena perkembangan yang rumit dalam gelombang infeksi berikutnya di China.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada hari yang sama mengumumkan kesiapannya untuk membantu China menangani wabah Covid-19 , memperingatkan bahwa wabah di negara tersebut dapat berdampak pada ekonomi global.
China saat ini mencatat lebih dari 386.000 infeksi dan lebih dari 5.200 kematian akibat nCoV, menurut Komisi Kesehatan Nasional China (NHC). (Nto)