Ikon sepak bola itu sebelumnya menjalani prosedur angkat tumor dari usus besarnya pada September tahun lalu, dan telah mengunjungi rumah sakit secara teratur.
Ketakutan baru akan kesehatannya muncul ketika dia kembali menjalani perawatan pada bulan November.
Laporan menyebutkan bahwa Pele telah dipindahkan ke perawatan paliatif karena pengobatan kemoterapi tidak lagi memberikan efek yang diharapkan.
Pele akhirnya harus menyerah pada penyakit yang dideritanya pada Kamis (29/12) kemarin di usia 82 tahun.
Sebagai pemenang Piala Dunia tiga kali, Pele memberikan warisan yang menjadikannya salah satu pesepakbola terhebat sepanjang masa.
Kematiannya menandai akhir dari kehidupan dan karier yang luar biasa; salah satu yang membawanya dari latar belakang sederhana dan mendorongnya menjadi superstar global pertama sepakbola.
Pele lahir pada tanggal 23 Oktober 1940, di kota Tres Coracoes, Minas Gerais, namun ia dibesarkan dalam kemiskinan di Bauru sekitar 330 km dan empat jam perjalanan dari Sao Paulo.
Keluarganya, terdiri dari ayahnya yang juga mantan pemain sepak bola Fluminense, Dondinho dan istrinya Celeste Arantes, awalnya memberinya nama “Dico” .
Belakangan dia salah mengucapkan nama pemain favoritnya – kiper Vasco da Gama Bile – dari nama yang salah itulah kemudian munculah pemberian sebutan “Pele” bagi anaknya.
Pele muda membantu keluarganya dengan mendapatkan uang tambahan dengan bekerja di kedai teh tetapi tidak mampu membeli bola yang layak. Sebaliknya, ia berlatih dengan memainkan kaus kaki yang diisi koran lalu diikat dengan tali.
Setelah bermain untuk beberapa klub amatir, dia memimpin tim junior Klub Atletik Bauru meraih dua kemenangan kejuaraan pemuda negara bagian Sao Paulo.
Pele mendapatkan kepercayaan diri dengan bermain futsal bersama orang dewasa saat berusia 15 tahun. Pelatihnya di Bauru, Waldemar de Brito, membawanya ke klub Santos pada tahun 1956 dan memberi tahu direktur klub bahwa Pele akan menjadi “pemain sepak bola terhebat di dunia”.
Pele kemudian menerima kontrak profesionalnya pada bulan Juni tahun itu dan mencetak gol pada debutnya pada tanggal 7 September ketika Santos mengalahkan Corinthians de Santo Andre 7-1.
Sebagai pencetak gol terbanyak di liga pada tahun 1957, Pele dipanggil ke tim nasional Brasil hanya 10 bulan setelah menjadi pemain profesional. Hingga hari ini, ia tetap menjadi debutan termuda Selecao setelah tampil melawan Argentina meski kalah 2-1 di Maracana di Rio de Janeiro saat berusia 16 tahun.
Pele menonjol sebagai penyerang yang lengkap, mampu dengan mudah beralih dari striker pencetak gol menjadi playmaker yang lebih dalam yang memberikan assist dengan visi superlatif dan umpan presisi.
Berbakat dengan dribbling dan keterampilan gocekannya, Pele juga memiliki ketangguhan mental yang luar biasa dan tidak terpengaruh oleh pelanggaran yang konstan dari lawan.
Eksploitasi Pele untuk Santos membuatnya terpilih untuk Piala Dunia 1958 di Swedia meski sedang mengalami cedera lutut.
Setelah dia pulih dan rekan satu timnya menuntut dia dipilih oleh Vicente Feola, Pele menjadi pemain termuda di Piala Dunia saat itu. Brasil mengalahkan USSR 2-0 dalam debutnya, dan Pele membuat prestasi dengan membantu terciptanya gol kedua untuk negaranya.(Nto)