JAKARTA – Sebuah perusahaan swasta asal Inggris yang menyediakan layanan intelijen diduga terkait dengan sejumlah kegiatan mata-mata terhadap aktivitas Rusia di Ukraina. Mereka menggunakan perangkat lunak ilegal untuk mengetahui posisi, kegiatan militer dan informasi lainnya untuk membantu Ukraina
Menurut Rusia, perusahaan swasta itu menyediakan data bagi militer Inggris dari hasil pengintaian secara ilegal di smartphone untuk membantu perencanaan serangan dan pembunuhan yang ditargetkan, lansir The Grayzone, Selasa (3/1).
Terbongkarnya kegiatan ini setelah sebuah file bocor di internet. Data ini menunjukkan militer Inggris telah menggunakan data yang diambil secara ilegal dari ponsel di Rusia dan Ukraina oleh perusahaan mata-mata Anomaly 6, untuk memungkinkan “perencanaan serangan militer dan serangan artileri, pembunuhan, perekrutan aset, dan tindakan lainnya. .”
Grayzone juga mengungkapkan bahwa karyawan Anomaly 6 mengetahui bahwa operasi pencurian data ini dapat menargetkan smartphone mana pun di dunia melalui kode yang diam-diam disusupkan di aplikasi populer.
Hasil ‘sadapan’ dari ponsel secara ilegal ini kemudian dibagikan militer Inggris ke Ukraina untuk melancarkan serangan atas posisi Rusia. Salah satu aksinya mengebom Jembatan Krimea.
Moskow menuduh Inggris terlibat dalam “pelatihan, persiapan, dan pelaksanaan” pengeboman jembatan, dan menanggapi serangan itu dengan gelombang serangan rudal dan pesawat tak berawak yang berulang terhadap infrastruktur dan sasaran militer Ukraina.
Pembunuhan Daria Dugina oleh Ukraina , penghancuran Jembatan Krimea, dan percobaan pembunuhan pemimpin Perusahaan Antariksa Negara Rusia Dmitry Rogozin dan Artyom Melnikov diduga dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Anomaly 6 dan hubungan Prevail Partners dengan pemerintah Inggris.(Nto)