JAKARTA – Jerman mengubah pendiriannya dalam pengiriman senjata berat ke Ukraina. Dikabarkan, media Der Spiegel melaporkan pada hari Selasa (24/1), mengutip sebuah sumber, Berlin bakal mengirim tank tempur utama Leopard 2 ke Ukraina.
Menurut media itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz telah setuju untuk menyediakan Kiev dengan kendaraan lapis baja yang cukup. Meskipun tidak menyebutkan jumlah pastinya, diduga setidaknya 16 tank. Pengiriman yang diperkirakan akan melibatkan salah satu varian terbaru kendaraan tempur, yaitu tank Leopard 2A6.
Tank-tank tersebut akan berasal dari stok Bundeswehr Jerman, kata Der Spiegel. The Financial Times juga melaporkan keputusan Berlin, mengutip sumber yang “mengetahui masalah ini”.
Sebelumnya pada hari Selasa, perwakilan dari perusahaan senjata raksasa Jerman Rheinmetall mengatakan kepada situs berita RedaktionsNetzwerk Deutschland (RND) bahwa perusahaannya dapat menyediakan 139 varian Leopard 2 ke Ukraina, dengan batch 22 Leopard 2A4 diharapkan akan siap dalam waktu sekitar satu tahun.
Mereka juga memiliki tambahan 29 tank Leopard 2A4 yang sedang dirombak sebagai bagian dari program transfer senjata Berlin dengan negara-negara Eropa lainnya. Kendaraan tersebut hampir beroperasi dan diharapkan siap pada bulan April atau Mei. Perusahaan juga dapat menyediakan 88 tank Leopard 1 yang lebih tua.
Dalam beberapa hari terakhir, Berlin juga mengisyaratkan telah mengubah sikapnya terhadap pengiriman tank buatan Jerman ke Ukraina oleh negara ketiga. Berbicara kepada penyiar Prancis LCI pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa, jika negara-negara seperti Polandia secara resmi meminta izin seperti itu, Berlin “tidak akan menghalangi.”
Pesan itu diperkuat oleh Menteri Pertahanan baru negara itu, Boris Pistorius, yang mendorong negara-negara yang memiliki tank Leopard 2 untuk mulai melatih awak Ukraina tentang cara mengoperasikannya.
Perubahan hati Berlin yang tampak pada masalah tank terjadi setelah beberapa sekutunya, yaitu Polandia, mengkritik keras pemerintah Kanselir Olaf Scholz karena keengganannya untuk mengizinkan transfer kendaraan tempur buatan Jerman ke Kiev. Warsawa telah mengisyaratkan siap melakukannya tanpa izin.
Moskow telah berulang kali mendesak Barat untuk berhenti mengirimkan persenjataan ke Ukraina.(Nto)