JAKARTA – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi besar yang melanda Turki dan Suriah naik menjadi lebih dari 9.500 pada hari Rabu (8/2). Petugas penyelamat berlomba untuk menjangkau para penyintas yang terperangkap.
Para pejabat dan petugas medis mengatakan 6.234 orang telah tewas di Turki dan 2.470 di Suriah, sehingga totalnya menjadi 8.704.
Ketika skala bencana menjadi semakin jelas, jumlah korban tewas tampaknya akan meningkat pesat. Seorang pejabat PBB mengatakan ribuan anak mungkin telah meninggal.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan keadaan darurat di 10 provinsi. Tetapi penduduk di beberapa kota Turki yang menderita akibat gempa menyuarakan kemarahan dan keputusasaan atas apa yang mereka katakan sebagai respons yang lambat dan tidak memadai dari pihak berwenang terhadap gempa bumi paling mematikan yang melanda Turki sejak 1999.
“Bahkan tidak ada satu orang pun di sini. Kami berada di bawah salju, tanpa rumah, tanpa apa pun,” kata Murat Alinak, yang rumahnya di Malatya telah runtuh dan yang kerabatnya hilang. “Apa yang harus saya lakukan, ke mana saya bisa pergi?”
Gempa berkekuatan 7,8 SR hari Senin, diikuti beberapa jam kemudian oleh gempa kedua yang hampir sama kuatnya, menggulingkan ribuan bangunan termasuk rumah sakit, sekolah dan blok apartemen, melukai puluhan ribu orang, dan membuat banyak orang kehilangan tempat tinggal di Turki dan Suriah utara.
Petugas penyelamat berjuang untuk mencapai beberapa daerah yang terkena dampak terburuk, tertahan oleh jalan yang hancur, cuaca buruk dan kurangnya sumber daya dan alat berat. Beberapa daerah tanpa bahan bakar dan listrik.
Dengan sedikit bantuan segera, penduduk kadang-kadang mengambil puing-puing bahkan tanpa alat dasar dalam perburuan putus asa untuk para penyintas.
Para pejabat bantuan menyuarakan keprihatinan khusus tentang situasi di Suriah, yang sudah dilanda krisis kemanusiaan setelah hampir 12 tahun perang saudara.
Erdogan menyatakan 10 provinsi Turki sebagai zona bencana dan memberlakukan keadaan darurat selama tiga bulan yang akan memungkinkan pemerintah untuk melewati parlemen dalam memberlakukan undang-undang baru dan untuk membatasi atau menangguhkan hak dan kebebasan.
Pemerintah akan membuka hotel di pusat pariwisata Antalya untuk menampung sementara orang-orang yang terkena dampak gempa, kata Erdogan, yang menghadapi pemilihan nasional dalam waktu tiga bulan.
Jumlah korban tewas di Turki naik menjadi 5.894, kata Wakil Presiden Fuat Oktay. Lebih dari 34.000 orang terluka. Di Suriah, jumlah korban setidaknya 1.932, menurut pemerintah dan layanan penyelamatan di barat laut yang dikuasai pemberontak.(Nto)