JAKARTA – Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan menanamkan rasa percaya diri dan moral yang tinggi kepada para pendukungnya untuk memenangkan Pilpres 2024 mendatang. Anies mengajarkan tata nilai yang selama ini menjadi karakter dan prinsip bertahan dari hujan fitnah dan makian tak berdasar.
Anies memang dikenal tangguh menghadapi kritik, fitnah, makian, dan serangan untuk pembunuhan karakter. Bagi dia, orang yang memfitnah tak perlu dilayani. Para penyebar fitnah harus mendatangkan bukti atas fitnahnya. Bukan orang yang difitnah yang harus memberikan pembuktian.
“Untuk itu,saya sampaikan kepada semua yang mendukung jalan perjuangan ini dalam kerja ke depan tidak perlu membuat hoaks, tidak perlu memaki-maki mereka yang menyerang. Kita tidak perlu mengarang-ngarang, dan tak perlu melebih-lebihkan capaian. Kenapa? Karena kita percaya diri dengan rekam jejak. Kita percaya diri dengan rekam karya. Kita percaya diri dengan rekam gagasan selama ini. Maka sebarkan semua itu dengan santun, merangkul, dan menginspirasi,” kata Anies saat menyampaikan pidato politik pada Apel Siaga PKS di Senayan, Jakarta, Ahad (26/2/2014).
Dia mengatakan, prinsip-prinsip pendekatan kebijakan pembangunan dan pengelolaan pemerintah telah dia jalankan di Jakarta selama ini dan dapat menjadi gambaran dan tolak ukur atas apa yang akan dilakukan di masa depan.
“Sering kami katakan, bila ingin melihat apa yang ingin dilakukan seseorang ke depan, maka lihatlah rekam jejaknya karena rekam jejak adalah prediktor yang baik di masa depan,” katanya.
Menurut dia, orang yang percaya diri dengan apa yang dimiliki takkan terprovokasi dan takkan goyah dengan serangan dan usaha yang merendahkan pihak lain. “Itulah kita. Politik kita adalah politik keadilan dan persatuan,” katanya.
Anies juga mengapresiasi pidato Presiden PKS bahwa pemimpin harus membangun kesinambungan dalam pemerintahan mulai dari Presiden Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Joko Widodo. Secara tidak langsung, Anies mengisyaratkan keraguan banyak pihak soal kesinambungan pembangunan Presiden Jokowi selama 10 tahun terakhir ini.
“Ke depan, tugas dan tantangan kita untuk melengkapi meluruskan dan memperkuat pembangunan bangsa terutama di bidang pertumbuhan ekonomi kerakyatan, supremasi hukum, penguatan demokrasi, pemerataan kesejahteraan serta menghadirkan keadilan sosial,” katanya.
Dia mengatakan, keistimewaan Indonesia bukan pada keragamannya. Banyak bangsa dan negara lain yang lebih beragam dari Indonesia, baik jumlah suku dan bahasa.
Yang istimewa dari Indonesia Kita adalah di dalam keragaman itu ada persatuan. Seperti persenyawaan antara oksigen dan hidrogen membentuk persenyawaan yang bernama air. Air bukan hidrogen atau oksigen. Namun dalam air ada keduanya yang bersenyawa.
“Indonesia adalah hasil persenyawaan dari banyak unsur di bangsa ini. Namun persatuan mustahil terwujud tanpa keadilan sosial. Itulah tujuan pamungkas dari Pancasila yakni janji kemerdekaan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Adil itu adalah negara hadir untuk melindungi semuanya. Adil itu bukan hanya mengangkat yang kecil atau menguntungkan yang besar tetapi menguntungkan semuanya. Adil itu membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Bila keadilan tercapai maka akan hadir kedamaian dan kesejahteraan. Inilah yang kita perjuangkan semua.
“Setelah lima tahun ke depan, Indonesia maju bersama. Maju negaranya, bahagia rakyatnya,” katanya. (Acha)