Oleh: Indrawati
Indonesiainside.id, Gowa – Puang La’lang perintis Tajul Khalwatiyah Gowa diketahui memiliki 400 ribu jamaah di seluruh dunia. Sementara, di Kabupaten Gowa berjumlah sekitar 8.000.
Hal itu diungkapkan oleh Penyuluh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Patalassang, Muhammad Asyrofi, saat ditemui di kantornya, Rabu (5/11).
Asyrofi menyampaikan, sebelum bertugas di Kecamatan Patalassang, ia telah mendengar berbagai penyimpangan akidah terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Gowa. Termasuk ajaran yang dibawakan oleh Puang La’lang di Desa Timbuseng, Kecamatan Patalassang.
Penasaran dengan ajaran Puang La’lang, Asyrofi mengaku pernah mencoba mengikuti pengajiannya di masjid. Namun, untuk kali pertama bertemu dan berjabat tangan, ada keanehan yang ditampilkan Puang La’lang.
“Ada password (kata sandi) yang harus disampaikan ketika berjabat tangan dengan Puang La’lang. Ketika itu, saya ditanya ‘dengan siapa?’. Kemudian saya jawab ‘Asyrofi’ dan tangan saya diempaskan. Kemudian ditanya lagi, jadi saya jawab ‘Hamba Allah’,” tuturnya.
Saat itu, Puang La’lang memberi pernyataaan bahwa Asyrofi bukanlah jamaah Tajul Khalwatiyah. “Dia kemudian memanggil seorang jamaahnya untuk saya tiru. Saat itu, Puang La’lang kembali bertanya, ‘siapa kamu?’ Maka jamaah tersebut menjawab, ‘saya Allah’,” jelasnya.
Analogi terkait penyebutan jamaahnya sebagai “Allah” karena semua yang dimiliki manusia seperti tangan dan kaki bisa digerakkan atas keinginan manusia itu sendiri. Sehingga, hal itu disimpulkan sebagai kekuasaan yang hanya dimiliki manusia.
“Setiap Jumat, masjid di dekat rumahnya selalu penuh oleh jamaahnya. Bahkan ketika Idul Fitri, mereka berani shalat ID di Balla Lompoa tanpa izin pemerintah setempat,” katanya.
Padahal Kabupaten Gowa dikenal sebagai salah satu lokasi penyebaran Islam terbesar di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dengan hadirnya Sultan Hasanuddin dan Syekh Yusuf.
Dia juga mengatakan, sejak bertugas di Gowa, Asrofi memang diminta oleh Kanwil Agama untuk memantau aktivitas Puang La’lang. Karena itulah, dia beberapa kali menyamar sebagai jamaah dengan mengikuti beberapa pertemuan di padepokan Puang La’lang.
Hingga berita ini diturunkan, beberapa warga di Desa Timbuseng masih berdatangan ke rumah pribadi Puang La’lang untuk menyampaikan bela sungkawa atas penahanan Puang La’lang.
Berikut daftar ajaran sesat Puang La’lang:
1. Tidak membaca doa Iftitah dan Surah al-Fatihah saat salat. Setelah takbiratul ihram langsung sujud tanpa rukuk,
2. Punya Alquran 40 juz,
3. Ketika bertemu Puang La’lang ada kata sandi yang diucapkan jamaah, yakni memperkenalkan diri sebagai “Allah”,
4. Punya kartu surga yang berfungsi untuk memperlancar rezeki dan menolak bala. Sementara di akhirat menjadi penjamin masuk surga,
5. Ketika jamaah wafat, kartu surga jamaah Puang La’lang ditempelkan di jidad atau pusat jenazah,
6. Pengikut Puang La’lang harus dinikahkan kembali oleh Puang La’lang,
6. Jika ingin dibaiat, pengikutnya harus dimandikan Puang La’lang. Berlaku bagi pria dan wanita,
7. Mengaku rasul ke-26 Keturunan Makassar,
8. Mengaku sudah bertemu dengan Allah,
9. Mengaku punya tasbih yang diberikan langsung Nabi Muhammad SAW, dan
10. Mengaku dikukuhkan jadi rasul oleh ayah kandungnya.