Oleh: Achmad Syaiful |
Indonesiainside.id, Jayapura – Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Papua kembali membagikan 2.000 buku tabungan untuk relawan peduli HIV/AIDS yang tersebar di bumi cenderawasih. Pembagian buku akan dimulai, Senin (18/11) mendatang.
Koordinator Devisi SDM KPA Papua, Ony Berni Pagawak, mengatakan pembagian buku tabungan akan dilakukan pada jam kerja pukul 09.00 hingga 15.00 WIT. “Setelah yang 1.000 ini, kami sudah siap yang 2.000 buku tabungan dan tidak seluruhnya dari Bank Mandiri,” kata Berni kepada wartawan di Jayapura, Rabu (13/11).
Berni menjelaskan, 800 buku tabungan Bank Mandiri di antaranya akan dibagikan untuk relawan dengan nama berabjad “A”. Sedangkan 1.200 buku tabungan sisanya dikeluarkan oleh Bank BRI. “Selain kerja sama dengan Bank Mandiri, kami juga menggandeng BRI, baik di wilayah Keerom (BRI Arso), BRI Waena (Kota Jayapura) dan BRI Sentani (Kabupaten Jayapura),” paparnya.
Model pembagiannya, lanjut Berni, para relawan masih diwajibkan untuk datang mengambil langsung di Kantor KPA Provinsi Papua yang terletak di Jalan Kesehatan Nomor 02 Dok II, Kota Jayapura. “Kebijakan Pak Ketua KPA (Yan Matuan), sementara ini semua datang di Kantor KPA Papua,” jelasnya.
KPA Papua akan mempertimbangkan situasional di lapangan khusus relawan yang berada di wilayah Kabupaten Keerom. “Kami akan melihat situasi lebih lanjut, dan bila memang diperlukan, maka akan diambil kebijakan untuk mengirim staf ke Keerom untuk pembagian buku tabungan tersebut,” katanya.
Sejauh ini, Berni mengungkapkan, telah membagikan 1.000 buku tabungan untuk relawan tahap pertama. Sekitar 600 orang relawan telah mengambil buku tabungannya, dan sisanya masih akan terus dibagikan setiap hari kerja.
Berni mengingatkan kepada para relawan yang terdaftar pada perekrutan awal tahun 2019 agar menyimak penjelasan Ketua KPA Papua melalui media massa, baik elektronik maupun radio. “Bisa melalui TVRI, nanti silahkan menyaksikan siaran live (langsung) pada Jumat pukul 19.00 WIT,” pesannya.
Dia berharap seluruh relawan dapat menularkan informasi kepada rekannya yang terdaftar sebagai relawan peduli HIV/AIDS di KPA Papua. “Saya kembali ingatkan, buku rekening yang akan dibagikan hanya bagi mereka yang sudah pernah isi formulir,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Harian KPA Papua, Yan Matuan menjelaskan, 2.000 buku tabungan telah terisi saldo rekening sebesar Rp500.000. Dana tersebut dapat digunakan untuk menambah asupan gizi para relawan maupun ODHA.
“2.000 rekening ini akan kita mulai dari awal November 2019, dengan rincian 1.000 buku tabungan Bank Mandiri, 500 buku tabungan Bank Papua dan 500 buku tabungan BRI,” terangnya.
Pembagian akan dilakukan urutkan sesuai abjad nama depan relawan yang terdaftar. Langkah ini untuk mencermati kondisi penduduk asli Papua yang makin mengkhawatirkan akibat inveksi HIV.
“Tujuh wilayah adat kami sudah lihat semua, KPA sudah turun lihat para pasien (ODHA) seperti apa. 75 persen penduduk Papua sudah dalam kondisi kritis. Ini fakta di lapangan dan ini berbahaya,” ungkapnya.
Yan Matuan memastikan mengidap HIV meminum obat ARV setiap hari untuk bertahan hidup. Dia pun terus memotivasi penderita HIV tidak menyerah, sehingga dapat sembuh dari HIV AIDS.
“ARV ini obat Otonomi Khusus, karena mereka dikasih gratis. Kamudian tugas medis dan KPA, cari obat yang bisa sembuhkan total. Nah ini usaha kita. Jadi bukan tahan-tahan terus,” tuturnya.
KPA Papua telah berupaya untuk mencari obat penyembuh total untuk penderita HIV AIDS. Salah satu melalui suplemen Purtier Placenta yang dibagikan secara gratis kepada para ODHA, yang juga diistilahkan dengan ‘tamu khusus’ bagi KPA Papua.
“Kita cari jalan bagaimana Tuhan kasih hikmat agar pasien bisa sembuh. Nah, Purtier ini suplemen luar biasa, dan kita kasih mereka ada perubahan. Pemda harus beli itu, jangan beli yang kasih mati orang,” pungkasnya.
Soal pembagian buku relawan di luar Jayapura, Yan Matuan berupaya akan mengutus tim untuk membagikan di wilayah kabupaten masing-masing. Hal ini dikarenakan biaya ke Jayapura lebih mahal ketimbang isi saldo rekening yang dibagikan.
“Kita utus staf KPA ini untuk ke sana, tempelkan dan umumkan. Jadi bapak ibu yang di Yahukimo, Wamena dan lain-lain tidak usah datang ke sini lagi. Percuma datang ke Jayapura, harga tiket mencapai Rp2 juta untuk pulang pergi, sementara dana yang didapat hanya Rp500 ribu,” imbuhnya. (Asi)