Oleh: Ustadz Bachtiar Nasir |
Tidak ada kebahagiaan yang paling indah di banding malam malam pertama ramadhan kali ini. Ini karena Allah SWT. masih memberikan kesempatan kepada kita untuk mendapatkan ampunan dan rahmat-Nya di bulan mulia ini.
Harapan terbesar di bulan ini semua dosa diampuni. Allah berjanji akan mengampuni dosa-dosa orang yang memohon ampunan di bulan penuh berkah ini.
Hidup tanpa dosa bagaikan bayi yang baru lahir. Saat lahir dari rahim, tanpa harus bekerja ia diberi minuman paling menyehatkan, air susu ibu. Seperti itulah hidup tanpa dosa, semua tersaji tanpa harus berusaha. Maka jangan sia-siakan untuk memohon ampunan dari Allah SWT.
Apalagi, jika Ramadhan ini kita berhasil mencapai derajat takwa. Salah satu ganjaran orang bertakwa di dunia adalah diberikan ilmu oleh Allah SWT. Ilmu itu adalah Al-Qur’an. Akan disingkapkan baginya hidayah-hidayah yang terkandung dalam kitab suci.
Ketika seseorang diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan, berarti dia diberi kesempatan untuk menjadi orang bertakwa. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Pada bulan Ramadhan ini, maka siapa saja yang berhasil mendapatkan ampunan dan ketakwaan maka dialah orang sukses yang sesungguhnya. Orang tersebut telah berhasil mencapai puncak kesuksesan.
Maka, hal yang paling utama kita lakukan dalam bulan Ramadhan ini adalah bersyukur. Kedua, terpenting adalah berpuasa di siang hari dan memperbanyak qiyam (berdiri) di malam hari.
Siang menahan diri dari semua yang bisa membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Sedangkan malam, perbanyak qiyam. Artinya memperbanyak ibadah kepada Allah dan mengurangi tidur. Cara-cara demikian ini adalah ungkapan rasa syukur karena diberi kesempatan menjumpai bulan suci Ramadhan.
Amalan yang tak kalah penting pada bulan ini adalah membaca Al-Quran. Muhammad sebelum menjadi Nabi, dia hanya orang biasa. Tidak ada yang istimewa. Tapi ketika Nabi Muhammad menerima wahyu, maka jadilah dia manusia paling mulia dan menjadi penghulu para nabi.
Sebagai contoh sederhana, kertas putih tanpa tulisan apapun di atasnya, maka boleh dibuang ke sembarang tempat. Namun, jika di atasnya ada tulisan Al-Qur’an maka wajib dimuliakan. Maka demikianlah jika jiwa manusia dipenuhi cahaya Al-Qur’an, dia akan dimuliakan di dunia dan akhirat.(EPJ)