Oleh: Urba Adiwijaya
Indonesiainside.id, Jakarta – Ramadhan telah tiba. Bulan Suci yang dinanti-nantikan itu hadir di saat umat Islam di Tanah Air sedang merasakan tegangnya tensi politik akibat Pemilu Serentak 2019. Momentum Ramadhan pun diharapkan dapat menurunkan ketegangan tersebut dan mendinginkan hati yang panas pascapesta demokrasi.
Terlepas dari pemilu, mungkin sebagian dari kita pernah bertanya-tanya, negara mana yang waktu puasanya paling lama pada 2019? Begitu pula, negara mana yang durasi puasanya paling singkat?
Ramadan tahun ini tiba di saat posisi kutub utara bumi lebih condong ke arah matahari. Akibatnya, umat Islam di belahan bumi utara (BBU) bakal mendapati durasi siang yang lebih panjang daripada malamnya.
Seperti di Kota Murmansk, Rusia. Pada Ramadhan kali ini masyarakat di sana hanya merasakan kegelapan malam selama tiga jam. Matahari di sana terbenam pada pukul 22.36 dan terbit lagi pada pukul 01.41.
Sebaliknya, kaum muslim di belahan bumi selatan (BBS) pada Ramadhan tahun ini bakal merasakan durasi malam yang lebih panjang daripada siangnya. Akibatnya, waktu puasa mereka pun relatif lebih singkat dibandingkan dengan umat Islam di wilayah ekuatorial seperti Indonesia, apalagi dengan masyarakat di BBU.
Sebut saja, Kota Ushuaia di Argentina. Kaum muslim yang berada di sana memiliki waktu puasa terpendek di dunia untuk tahun ini, yakni hanya 11 jam. Matahari di kota itu terbit pukul 06.57 dan terbenam pada pukul 17.57.
Berikut daftar durasi puasa masyarakat muslim di berbagai negara pada 2019:

(AIJ)